Blangkejeren | Lintas Gayo – Kabar mengejutkan dari kegiatan Hari Aksara Internasional yang dilaksanakan di Takengon 25/9/2014,dimana dalam pidato tertulisnya Gubernur Aceh Zaini Abdullah yang dibacakan Wabup Aceh Tengah Khairul Asmara,menyebutkan bahwa Kabupaten Gayo Lues merupakan rangking tertinggi se Provinsi Aceh,dalam masalah buta aksara artinya Gayo Lues terdepan sebagai penyandang buta huruf.
Berita ini sontak mengejutkan berbagai kalangan pemerhati pendidikan maupun masyarakat lainnya,sebab apa yang menjadi berita itu kebanyakan masyarakat tidak percaya.
“bayangkan kalau 41,6 persen artinya hampir separuh penduduk Gayo Lues buta huruf,ini data dari mana ?,kalau data ini benar adanya tentunya ini,sangat memalukan sebab selama ini Pemkab terlihat begitu agresifnya membangun sarana pendidikan mulai dari sekolah dasar bahkan Perguruan tinggi,sanggar kegiatan belajar juga disediakan,namun apakah aktifitasnya berjalan atau tidak saya tidak tahu,yang jelas selama Kabupaten Gayo Lues lahir 12 tahun lalu,masalah pendidikan begitu gencarnya di bangun termasuk prasarananya,pendidikan luar masyarakat banyak berdiri,tetapi kenapa ada yang mengatakan hampir separuh penduduk Gayo Lues buta huruf? ini perlu dievaluasi dan dipertanyakan kepada Pemerintah daerah,apakah data itu benar,kalau benar tentunya harus ada tanggung jawab Pemkab,sebab anggaran pendidikan di Gayo Lues ini cukup besar.” ujar Jonri warga Blangkejeren.
Beberapa Pegawai yang ada di Dinas pendidikan dan Budaya setempat,sempat membicarakan hal ini,mereka seakan percaya dan tidak percaya atas data yang muncul dari Hari Aksara Internasional itu.
Untuk mencari tahu soal data itu Alabaspos.com mencoba mengkomfirmasi kepada Bidang terkait yakni Bidang PNF,namun ruangan kantor itu sudah tutup seorang staf Dinas Dikbud mengatakan kabid dan staf lainnya lagi dinas luar,sedangkan Kadis Dikbud H.Wahab Makmur lagi di Jakarta,sekretaris Dikbud Wardhana sedang ada kegaiatan diluar kantor,sehingga alabaspos.com tidak dapat mengkomfirmasi hal ini.
Sedangkan Bupati Gayo Lues Ibnu Hasim dihubungi via handpone melalui SMS tidak memberikan jawaban apapun,terkait data bahwa hampir separuh masyarakat Gayo Lues buta huruf.
Berbagai komentar masyarakat tentang data tersebut ada yang mengatakan,seharusnya Bupati Gayo Lues dan Dinas terkait menuntaskan dahulu masalah buta aksara ini,dengan mengaktifkan sanggar kegiatan belajar,yang menjadi pertanyaan sanggar kegiatan belajar yang ada selama ini,benar dijalankan atau tidak,atau hanya sekedar membuat anggaran sedangkan pelaksanaannya tidak ada sama sekali,ini perlu di audit atau apa data itu yang salah ?.penduduk Gayo Lues saat ini mencapai 94 ribu jiwa,jika data itu benar 45 ribu jiwa warga Gayo Lues masih buta huruf,ini sangat tragis dan menyedihkan,untuk apa kita bangun dan kampus perguruan tinggi jika masyarakat kita separuhnya masih buta huruf.
Sebelumnya, dari pidato Gubernur Aceh pada peringatan Hari Aksara Internasional, di Aceh Tengah, disebutkan sejumlah Kabupaten dan kota di Aceh memprihatinkan dalam hal tuna aksara fungsional adalah, Kabupaten Gayo Lues (41,6%), Subulussalam (36,6%), Aceh Jaya (15,58%), Pidie Jaya (14,92), Pidie (13,87%) dan Aceh Barat Daya (10,85%).(Alabas/Lintasgayo)