Karya : Habibillah
Gayo, tetesan air mata
Bumi merintih, teriak dan lemparkan beban yang dideritanya
Goncangkan mahligai negeriku, hancur berkeping sisa puing
Tersentak insan yang sedang bergurau nikmati keindahan sang pencipta
Sekilas bangunan lenyap hilang, mati, senyap
Sungguh Menyesakkan, Memilukan…
Gayo, tetesan air mata
Lapar, haus melarat kesedihan tak terbilang
Bagai sendu yang rindukan terang
Kemana bumi yang dulu begitu akur?
Kini tampak bumi tak bersahabat
Tak seperti dulu, saling merangkul
Mengapa ini terjadi?
Mengapa ?
Tanya pada matahari, bintang dan bulan
Tak ada bisikan Insan yang merasakan
Gayo, tetesan air mata
Runtuhan puing menimpa tak berdosa
Ranah terbelah hanguskan nyawa
teriakan mata terhentak tak dapat hentikan duka
Siapa sangka?
Goncangan itu ayunkan nadi-nadi lemah
la illahailallah…
Gayo, dalam Juli
Penyair : Mahasiswa STAIN gajah Putih Jurusan Tarbiyah prodi Tadris Bahasa Inggris semester 1 Alumni SMA Negeri 4 Takengen