TARIAN guel menghentak pelataran dermaga Badan Pengusahaan Kawasan Sabang (BPKS), Rabu (7/4) pagi. Tari etnik dari Tanah Gayo itu dipersembahkan khusus oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh untuk menyambut para turis dari Eropa yang berlayar dari Singapura ke Kolombo, mampir delapan jam di Sabang.
Sekitar pukul 09.30 WIB MS Artania Cruise yang berbendera Bahama (negara di Kepulauan Karibia) itu merapat anggun di dermaga sepanjang 400 meter. Gempita penyambutan terlihat saat kapten dan para turis disambut karangan bunga dan digaet untuk ikut menari guel.
Kapal pesiar ini berkapasitas 1.900 penumpang. Setiap inci kapal berlantai sepuluh ini tampak mewah. Menjejakkan kaki di Artania Cruise membuat penumpang serasa lupa sedang menempuh pelayaran dengan semua kemewahan dan kenyamanan setara hotel bintang lima. Ditambah lagi keramahan sang nakhoda kapal yang menjamu rombongan dan membuat suasana terasa hangat dan akrab.
Melewati passanger past, pengunjung memasuki longue (kamar duduk) yang nyaman dengan panorama hamparan pantai membiru yang memantul dari di sisi dinding kaca.
Pramusaji menyuguhkan bergelas-gelas sampanye, coffee latte, espresso, hot chocolate, orange juice dengan ditemani dessert (makanan penutup). Kami hanya meneguk orange juice.
Seorang awak kabin menemani wartawati Serambi dan fotografer M Anshar merekam kemegahan kapal.
Ambal motif abstrak dengan semburat warna merah marun dan sentuhan kuning keemasan melapisi mulai tangga masuk hingga rooftop (bagian teratas kapal).
Di sisi longue, theatre room yang temaram menyuguhkan pertunjukan setiap tiga hari sekali menghibur penumpang. Beranjak dari situ, building hall diapit 200 seat kursi berdiri gagah.
Di sudut ruangan sebuah lift mengantarkan kami ke lantai 9 yang diperuntukkan untuk restoran, kasino, dan department store yang memajang barang-barang branded.
Pusat kebugaran berupa yoga, kolam renang, dan spa menempati rooftop. Memenuhi hampir semua lantai atas kapal sepanjang 235 meter dengan tinggi 62 meter itu.
Sebagian dari penumpang memilih tidur-tiduran (berleyeh-leyeh) di atas dek kapal menikmati hangatnya matahari negeri tropis. Semua yang bertengger di dalamnya sungguh memanjakan dan mengundang decak kagum. Ini pula yang membuat pelesiran dengan berpesiar menjadi pengalaman menyenangkan sekaligus tak terlupakan. (nurul hayati/ Serambi Indonesia)