SEJARAH KERAJAAN REJE GURU*
Pada awalnya Muhammad Kuali dan Reje Bedel tinggal di Delung Tue, pada satu ketika Muhammad Kuali berfikir untuk pindah Kesebelah (kampung Reje Guru sekarang) untuk membuka lahan baru atau (muger) . Dengan pertimbangan bahwa Muhammad kuali Berfikir, “ mengapa kita harus bertahan tinggal di Delung ini jika kita selalu makan apam (makanan khas gayo), akan lebih baik kita pindah.
Muhammad kuali adalah orang yang bertabiat keras, selalu membantah apa yang disuruh kepadanya. Dia hanya mementingkan dirinya sendiri bandel (jenaka), Muhammad kuali tinggal di delung satu atap bersama saudara-saudaranya. Perlu diketahui bahwa Muhammad Kuali juga memiliki sisi yang baik antara lainnya adalah shalatnya yang rajin, memiliki ilmu dan tidak mau menyakiti orang lain.
Muhammmad kuali pindah tidak sendirian, dia mengajak Reje Bedel untuk mengikutinya, Reje Bedel adalah seorang Iman atau orang yang mengerti tentang agama, Karena pindahnya mereka ingin membuka lahan dan pemukiman atau perkampungan baru, maka diperlukan seseorang yang mengerti tentang agama yang dapat membantu kepentingan masyarakat seperti, memimpin do’a dalam acara kenduri, sinte mate dan sinte murip (kemalangan dan acara perkawinan) , Reje bedel adalah Saudara dari Muhammad Kuali
Pertama kali mereka pindah kedekat kampung delung, yang sekarang dikenal kampung Ujung Gele berbatasan dengan Kampung Reje Guru Tepatnya Pesantren semayoun nusantara sekarang.
Setelah beberapa tahun mereka tinggal di daerah itu , mereka kemudian pindah ke ume Baro (persawahan yang ada dikampung Reje Guru sekarang), kepindahan mereka karena telah bertambahnya jumlah penduduk sehingga lahan pertanian yang merupakan sumber ekonomi menjadi sempit untuk di garap.
Muhammad kuali adalah anak ke-6 dari Muhammad Mukmin dan Reje Bebel Adalah anak pertama dari Muhammad Mukmin
Pada masa itu Muhammad Kuali adalah seorang yang disegani selain Beliau kuat beliau juga bisa mengobati orang (Guru) sehingga Raja-raja pada masa itu dekat dengan beliau. Adapun Kerajaan (kejurun) yang dekat dengan Beliau adalah:
1. Reje Linge (Linge)
2. Reje Bukit (Kebayakan)
3. Reje Siah Utama
4. Reje patiamang (blang kejeren)
Karena banyaknya keahlian Muhammad Kuali maka diangkatlah Beliau Menjadi Ajudan atau tangan kanan dari Kerajaan Bukit pada masa Raja Maun.
Dalam menjalankan roda pemerintahan saat itu di Gayo, karena kedekatan Muhammad Kuali dengan Raja-raja yang ke Empat di atas, sehingga beliau diberi i gelar sebagai GURU NI SI OPAT (Guru dari ke empat raja yang di atas)
Kedekatan Muhammad Kuali dengan Raja-raja ter sebut membuat Beliau termotivasi untuk berfikir dan bernajar kepada Allah SWT,” Asal Aku mendapat akal Aku akan menjual kerbau-kerbau Ku”.
Pada masa pindahnya Muhammad Kuali dari Delung Tue Beliau diberi warisan kerbau dengan Ayahnya Muhammad Mukmin, kerbau yang diberikan pada masa itu jumlahnya banyak bahkan sampai berkelompok-kelompok untuk memeliharanya.
Setelah beberapa tahun Muhammad Kuali mengabdi kepada Raja Maun , maka sepakatlah Empat kerajaan ini untuk memberikan saran kepada Muhammad Kuali untuk di buat kerajaan baru di tempat kediamannya.
Sepakatnya beberapa raja ini maka Raja Maun berdialog kepada Muhammad Kuali “ Ama enge nguk isen itos kerejeen Ama, hana re nyel gerale kerejeenne? Uji i rasi Ama mulo hana kire-kire, SIAH REJE padeh, iyah pas pedeh ya Ama, kati pas REJE GURU padeh gerale, Kami si opat kejurunni berGURU ku Ama, Rakyatni ama Ber REJE ku Ama”
Setelah disepakati untuk dibuatnya Kerajaan baru, maka untuk tahap selanjutnya Muhammad Kuali menobatkan anak laki-lakinya Muhammad Syeh menjadi Raja, maka di angkatlah Muhammad Syeh Sebagai Raja pertama Reje Guru
Muhammad Syeh adalah anak ke-4 dari Muhammad Kuali. Muhammad Kuali mempunyai Enam orang anak dari dua istri.
Dari Isti Pertama:
1. Semayun (Inen Jampuk)
2. Pudi (Inen Caya)
3. Runi (Inen Kalimah)
4. Muhammad Syeh (Aman Aji Reje)
Dari Istri Kedua
1. Reniah (Inen Tujuh)
2. Sulaiman (Aman Mayak)
Diangaktnya Muhammad Syeh menjadi Raja dengan alasan yang tepat karena Anak dari Muhammad Kuali ada enam orang. Empat orang perempuan dan Dua orang laki-laki, Muhammad Syeh adalah anak laki-laki tertua Beliau juga memiliki banyak keahlian seperti membuat tali air untuk bersawah hampir seluruh kawasan kabupaten bener Meriah sekarang Muhammad Syeh lah yang membuat aliran air untuk bersawah (murerak)
Sedangkan Sulaiman adalah anak laki-laki bungsu makanya tidak diangkat menjadi Raja, Sulaiman adalah seorang Pemuda yang tangguh bahkan menurut riwayatnya Beliau sering mengikuti perperangan pada masa itu. Sulaiman meninggal setelah dia menikah (Aman mayakan).
Hukum adat yang berlaku pada masa kerajaan terdahulu bahkan sampai sekarang. Tahta kerajaan harus di berikan kepada anak laki-laki karena anak laki-laki adalah darah aslinya,hanya saja sekarang sudah masuk pemerintahan sehingga kerajaan dihapuskan, bukan berarti anak perempuan tidak darah asli tetapi hanya sampai dirinya saja, anak laki-laki adalah wali dari saudara-saudaranya yang perempuan.
Pada masa diangkatnya Muhammad Syeh menjadi Raja keadaan Beliau masih lajang (bujang) karena pengangkatan Raja harus memiliki Ratu maka di jodohkanlah Muhammad Syeh dengan Dingin yang berasal dari kampung tingkem
Dilantiklah kedua Raja dan Ratu ini menjadi pemegang tahta Kerajaan Reje Guru yang Pertama yang dilantik oleh ke Empat Kejurun yang menyarankan terbentuknya kerajaan ini.
Dilantiknya kedua Raja dan Ratu ini masih belum besetatus suami istri, hanya sebagai syarat untuk acara pelantikan, dan pada akhirnya juga setelah acara pelantikan Raja dan Ratu ini di nikahkans
Puncak kejayaan kerajaan Reje Guru pada masa Muhammad Syeh terjadilah pembukaan lahan atau perkampungan di berbagai kampung di simpang tiga, Beliau juga sering membantu rakyatnya untuk murerak hampir keseluruh penjuru Bener Meriah sekarang, apabila sawah masyarakat tidak ada airnya maka Muhammad Syeh lah yang menyelesaikan masalah Ini, sampai-sampai perjalanan ke Bireun dengan membawa kerbau untuk mengambil garam melalui jalur hutan selalu di dampingi oleh Muhammad Syeh agar tidak bertemu dengan kompeni pada masa itu
Kedekatan Reje Guru dengan Reje si opat pada masa itu dan pengabdiannya sehingga Reje Guru mendapat hak istimewa. Reje yang Empat tiap tahunnya mengantar cap (upeti) kepada Sultan Aceh, tetapi khusus untuk Reje Guru hal ini tidak berlaku, malah sultanlah yang mengantar kenduri tiap tahunnya pada Reje Guru.
Kepemimpinan Reje Guru pada masa itu memindah kan perkampungan aseli yang berada di ume baro (persawahan yang berada di kampung Reje guru) ke kampung yang sekarang pemindahan kampung tersebut dengan maksud agar dekat dengan mesjid, pada masa itu mesjid pertama kali di simpang tiga adalah mesjid pasar yang berada di pasar simpang tiga kecamatan bukit yang sekarang menjadi menasah pasar simpang tiga, bukan kampung Reje Guru saja di pindahkan tetapi ada beberapa kampung yang dipindah kan agar dekat dengan mesjid diantaranya kampung Bale-Atu, Jongok dan perkampungan lainnya
Rumah adat yang digunakan Reje Guru adalah Rumah Adat yang berada di Kampung Reje Guru,adapun pembuatan rumah adat Reje Guru adalah secara gotong royong dengan menarik bahan-bahan bangunan dari hutan beramai-ramai ke kampung untuk dijadikan Rumah Adat (Umah Pitu Ruang)
Rumah adat digunakan untuk bemusyawarah, undangan Raja-raja, Rapat para Raja, sampai dengan acara Maulid Nabi, Isra’Mi’raj, rapat sudere pernah dilakukan di Rumah Adat Ini sampai dengan Raja Ke Dua anak Muhammad Syeh yaitu Muhammad Jernih pernah tinggal di Rumah adat Reje Guru ini
Muhammad Syeh memiliki Istri dua dan Tujuh orang anak diantaranya:
Dari Istri Pertama (dingin);
1. Tiyah (Inen Siti Aminah)
2. Mudah (Inen Banta)
3. Dilah (Inen Catur)
4. Muhammad Daud (Aman caya mani)
Dari istri Kedua (sari);
1. Muhammad jernih (Aman Kemala)
2. Medah (Aman Mude entan)
3. Siah kuala (Aman Muhammad Hamzah)
Muhammad Syeh berpoligami karena tidak memiliki anak laki-laki, setelah menikah dengan Istri kedua Beliau di anugrahi seorang anak laki-laki yaitu Muhammad Jernih dan beberapa bulan kemudian dari Istri pertama menghasilkan anak laki-laki yaitu Muhammad Daud. Artinya awalan Muhammad Jernih lahir dari pada Muhammad Daud.
Pada masa dahulu dari keturunan Reje Guru ini sulit sekali mendapat kan anak laki-laki, karena anak laki-laki adalah generasi penerus kerajaan, Reje Guru hanya memiliki tiga anak laki-laki,yaitu Muhammad jernih tidak memiliki anak laki-laki, Muhammad Daud tidak memiliki anak laki-laki hanya Siah Kuala yang memiliki anak laki-laki itupun hanya satu yaitu Muhammad Hamzah.
Setelah meninggal Muhammad Syeh Tahta Kerajaan dirunkan kepada Muhammad Jernih, Muhammad Jernih mengistrikan anak dari Raja ilang, karena pada Kerajaan terdahulu anak Raja menikah dengan anak Raja, Rumah yang berbentuk Kerajaan di Kampung Reje Guru adalah rumah Reje Ilang yang dihadiahka Reje Ilang kepada Muhammad Jernih karena telah mempersunting anak Reje ilang menjadi istrinya, proses pemindahan Rumah tersebut diangkat beramai-ramai ke kampung Reje Guru
Kepemimpinan Muhammad Jernih tidak lama karena beliau sakit, karena penyakitnya tidak kunjung sembuh maka Muhammad Jernih dibawa ke Medan, beliau juga pernah di antar ke Bur Kul agar sembuh, makanya sejarah Reje Guru tidak bisa lepas dari Muyang Kute
Karena tidak kunjung sembuh Muhammad Jernih menobatkan Adiknya Muhammad Daud menjadi Raja tetapi pada masa pengangkatan Muhammad Daud menjadi Raja Indonesia telah merdeka struktur pemerintahan di Aceh tengah telah terbentuk, bahkan telah Ada Bupati dan camat tetapi kebanyakan dari pejapat pemerintah adalah pejabat sementara belum definitive.
Seiring waktu dan berkembangnya jaman lama kelamaan kerajaan yang berada di tanah gayo lebur. Setelah kepemimpinan Muhammad Daud menjadi raja ke-3 Reje Guru, diangkatlah Adiknya Siah Kuala menjadi raja, karena kerajaan pada masa itu tidak ada lagi maka diangkatlah Siah Kuala menjadi Camat Definitif pertama yang sekarang kawasannya seluruh bener meriah
Sumber: H. Siah Kuala (Sujang) Reje guru
*http://rejeguru.blogspot.com