Oleh : Chairi rizki*
Melihat wacana yang marak di berbagai media tentang calon pemimpin kita akhir-akhir ini, jadi tergugah juga hati ini untuk saling berbagi. Sudah lama bahkan cukup lama sekali saya tidak menulis karya seperti ini.
(sambil rileks ya bacanya, buat teh anget, kacang 2 kelinci, roti roma rasa abon dan rumput laut, ngilangin sedikit stress dari ssh yang tak kunjung konek-konek 🙂
Negara kita ini sudah berpengalaman tentang pemilihan pemimpin Mulai dari presiden yang pinter berdiplomat, pinter strategi, cendikiawan, ulama, bahkan ibu rumah tangga jadi pemimpin.
Sejak pertama kali pemilu diadakan sekitar th-50an sampai sekarang ini, toh tidak ada perubahan yang signifikan. Yah artinya begitu-begitu saja. Para pemimpin berkampanye dan orasi dari panggung ke panggung untuk mencari dukungan yang selalu disertai dengan janji-janji yang tak kunjung pasti. Bahkan dana untuk kampanye itu tidak sedikit kawan ya mungkin… milyaran…
Sejak th 1998 bergulir sampai saat ini, Indonesia negri kita tercinta ini tidak bisa bangkit dari keterpurukan. Seperti di-nina bobo-kan oleh negara barat. Krisis moneter yang terjadi saat itu bak hantu bagi rakyat Indonesia yang berujung pada REFORMASI.
Kata reformasi saat itu langsung membooming di seantaro jagad pertiwi, dari sabang sampai merauke, dari gedung DPR/MPR sampai Gedung Serba Guna di kampus-kampus, dari atasan sampai bawahan, dari tingkat RW/RT sampai tingkat perumahan, dari pedagang besar/grosiran sampai warung dipinggir jalan, bahkan yang tak kalah heboh saat itu adalah sebagian orang yang ingin me-reformasi rumah tangga, hadew….ampun dah…..mau dibawa kemana HAH…negara kita tercinta….
Saking memboomingnya kata reformasi saat itu, akhirnya masuklah reformasi ini kedalam hutan dan didengar oleh penduduk hutan. Keledai, kambing, kuda, zebra, kanguru dll, mereka bermusyawarah untuk menjatuhkan rezim singa yang saat itu menjabat sebagai Raja Hutan. “Kalau singa terus yang jadi Raja, bisa habis bangsa kita dimakan oleh singa, bagaimana kalau kita reformasi” kata kambing. “Caranya bagaimana…?” kata yang lain. “Ya…kita adakan pemilu, kita dirikan partai, bagaimana…setuju ga sob….”.
Singkat cerita diadakanlah pemilu untuk pemilihan raja hutan saat itu. Setelah pemilu selesai, maka yang terpillih menjadi raja hutan adalah musang. Singa turun jabatan menjadi rakyat biasa. Dengan langkah gontai tak terarah, singa datang menemui orang bijak. “gimana ini…kok saya jadi rakyat biasa” kata singa. Kata orang bijak “hai singa… ini jaman sudah berubah, kalo kamu ingin menjadi raja kembali ya kamu harus ikutin jaman”. Kata singa “caranya bagaimana?”. Kata orang bijak “ya kamu harus mendirikan partai, percepat pemilu”. Kata singa “trus bagaimana?”. Kata orang bijak “kalo kamu sudah mendirikan partai, kamu datangi orang-orang dhuafa, orang-orang yang lemah dihutan ini”. Kata singa “trus siapa orang-orang dhuafa dan lemah dihutan ini?”. Kata orang bijak “misalnya nyamuk, nyamuk ini binatang yang lemah tapi dia mempunyai suara yang banyak, sekarang coba kamu datangi nyamuk, ajak dia untuk berunding”.
Pergilah singa ini menemui nyamuk untuk berunding di meja bundar paris van java. Kata singa “hai nyamuk, saya mengundang kalian di meja bundar ini untuk berunding, mau ga kalian masuk partai singa”. Kata nyamuk “kalo saya masuk partai singa, trus apa yang akan kami dapatkan?”. Kata singa “kalo kamu masuk partai singa dan saya menjadi raja lagi, maka kehidupan kamu akan kami jaga, aku beri kebebasan untuk bersenang-senang dihutan”. Kata nyamuk “apakah janjimu bisa dipercaya?”. Kata singa “apakah kamu meragukan ucapanku ini nyamuk?”. Kata nyamuk “trus apa yang bisa kami lakukan sekarang dinegara hutan ini?”. Kata singa “begini…(sambil minum kopi) kalo kamu pengen cepet aman, dan saya cepet menjadi raja, kamu buat kerusuhan di negara hutan ini”. Kata nyamuk “caranya bagaimana?”. Kata singa “kamu buat kegaduhan, keonaran, serang semua hewan yang ada dihutan ini dengan senjatamu”. Kata nyamuk “okelah bro lamun begono” sambil pamit pergi.
Esoknya para nyamuk membuat teror dinegara hutan dengan senjata. Penduduk hutan banyak yang tidak bisa tidur dengan nyenyak. Sebagian ada yang terkena virus mematikan, malaria merebak dimana-mana, wabah aidit aigilergi juga ikut-ikutan merebak. Akhirnya para penduduk hutan beramai-ramai datanglah menemui raja yang saat itu dipimpin oleh musang. Mereka mengeluhkan kelakuan nyamuk akhir-akhir ini yang bertingkah semakin genit. Kata musang “saya bisa apa saya…saya ga bisa berbuat apa-apa dengan nyamuk, orang keluarga saya juga kena virus malaria dan aidit aigilergi kok”. Kata penduduk hutan “hadew….cape deh…punya raja kayak musang (sambil geleng-geleng kepala sambil diacungkan jari telunjuk).
Para penduduk hutan mencari informasi siapakah hewan yang ditakuti oleh nyamuk ini, agar mau berhenti dari membuat kekacauan, keonaran dan kegaduhan. Tidak lama, para penduduk hutan menemukan informasi bahwasannya yang ditakuti oleh nyamuk ini adalah singa. Maka ramai-ramai penduduk hutan ini datang menemui singa. Kata warga hutan “hai singa, kami merasa hidup kami tidak nyaman lagi dihutan akibat ulah nyamuk, saya dengar cuma kamu yang bisa menaklukan hatinya nyamuk”. Kata singa “saya bisa apa, sayakan sudah tidak menjadi raja lagi, saya ga punya hak untuk itu”. Kata warga hutan “tapi diantara warga hutan ini, cuma kamulah yang ditakuti oleh nyamuk”. Kata singa “baiklah kalo begitu, kalo kamu ingin saya menyuruh nyamuk untuk berhenti menyerang, pilih saya dulu jadi raja hutan kembali, bagaimana…?”. kata warga hutan “bagaimana caranya?”. Kata singa “gampang banget itu, bagaimana kalo kita percepat pemilu, nah nanti jangan lupa coblos partai saya ya… saya jamin kehidupan kalian semua akan aman”.
Singkat cerita, akhirnya dipercepatlah pemilu. Seluruh warga hutan berbondong-bondong nyoblos partai singa. Tidak ayal lagi, maka singa-lah sekarang yang terpilih menjadi raja hutan dan musang turun dari tahta singgasana raja.
Tapi setelah singa menjadi raja, kelakuan nyamuk tidak kunjung berubah, justru semakin ganas menyerang, korupsi darah warga hutan, penyakit semakin merajalela dimana-mana. Ada juga sebagian nyamuk yang sudah berubah menjadi vampire karna kebanyakan menghisap darah rakyat sampai sekarat.
Maka warga hutan ini datang lagi kepada singa, kata warga hutan “gimana ini singa, katanya kalo kamu sudah jadi raja, kami semua akan aman, dan akan dijamin kehidupan kami, tapi kok ini kenyataannya malah makin parah si nyamuk”. Kata singa “tenang…saya sudah siapkan racun khusus buat membunuh para nyamuk, ini dia baygon semprot, ampuh untuk membunuh para nyamuk hahahaha…”. Pulanglah warga hutan dengan hati tenang.
Tak lama kemudian datanglah penduduk nyamuk menghadap raja singa karna mendengar ada racun khusus pembasmi nyamuk. Kata nyamuk kepada singa “hai raja singa, bukankah kamu sudah berjanji kepada kami, kalo kamu nanti terpilih kembali menjadi raja, kamu akan menjaga kehidupan kami, akan memberikan kami rasa aman, dan memberikan kebebasan kepada kami, tapi ini kok kamu justru ingin membunuh kami dengan racunmu”. Kata singa “Sssssssttttttt…. sudah jangan pada ribut, mbok ya duduk semuanya…yang tenang…ga usah pake protas protes gitu…ini racun yang saya bagikan kepada penduduk hutan ini adalah palsu, kalo kamu nanti disemprot oleh baygon, kamu ga bakalan co.id, kalo nanti kamu disemprot oleh mereka, ya… kamu pura-pura mati saja gitu… enak toh…”
PESAN MORAL :
Itulah gambaran para pemimpin kita yang sedang berkampanye, dari dahulu jaman pubakala sampai sekarang selalu menebar janji-janji manis kepada rakyat. Kalo saya terpilih jadi pemimpin, biaya sekolah akan gratis, biaya rumah sakit akan gratis, bebas banjir, jalan tol gratis, sembako akan turun, rupiah akan menguat dan dollar akan turun.
Jadi sekali lagi bukan pemimpin yang dapat merubah kehidupan masyarakat. Adapun dengan janji-janji yang tak kunjung pasti, Dajjal kelak akan datang juga menawarkan janji-janji palsu kepada umat manusia. Nah sekarang Dajjal kecil-kecilan sudah bermunculan dimana-mana.
Mensinyalir dari Firman Allah :
ولو ان اهل القرى آمنوا واتقوا لفتحنا عليهم بركات من السماء والارض
Jikalau penduduk negeri ini mau beriman dan bertakwa hanya kepada Allah, niscaya akan Aku turunkan keberkahan-keberkahan baik dari langit maupun dari bumi.
Dan janji Allah ini adalah pasti, tidak mungkin Allah ini dzholim kepada hambanya.
untuk saudara – saudaraku di Bener Meriah dan Takengon yangakan menjadi pememimpin dan yang ingin menjadi atau yang mencalon kan diri sebagai DPR jangan gampang berjanji jika tidak bisa ditepati..!!!
Penulis adalah Warga Bener Meriah yang tinggal di Jakarta *