Jakarta – Ketua tim pemenangan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, Mahfud MD, menyebut beberapa lembaga survei yang mendukung calon presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menyembunyikan hasil surveinya. Sebab, kata dia, elektabilitas pasangan Prabowo-Hatta lebih unggul.
“Dalam media Australia, itu dikatakan bahwa sekarang lembaga survei pendukung Jokowi menyembunyikan hasil survei terakhir, karena Prabowo menang,” ucap Mahfud di Jakarta, Kamis (26/6/2014) malam, seperti dikutip Tribunnews.com.
Namun media tersebut, kata Mahfud, tidak menyebutkan selisih kemenangan antara Prabowo dengan Jokowi.
“Lembaga surveinya itu SMRC (Saiful Mujani Research and Consulting), CSIS (Center for Stragic and Internasional Studies), dan apalagi itu, saya lupa,” kata Mahfud.
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu mengatakan, elektabilitas Prabowo-Hatta semakin meningkat karena rasionalitas masyarakat Indonesia lebih menerima pasangan nomor urut satu. Ia yakin elektabilitas itu akan terus meningkat hingga hari pemungutan suara, 9 Juli mendatang.
“Karena teorinya, apabila sudah naik begini, kalau tidak ada sesuatu, enggak akan turun. Sementara yang turun tidak akan naik,” ucap Mahfud.
Ketika ditanya hasil survei Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang menyatakan pasangan Jokowi-JK lebih unggul dibandingkan Prabowo-Hatta, Mahfud menuding hasil survei LIPI salah.
“LIPI kan selalu salah sejak dulu. Mulai Gubernur, kemudian Pileg,” ucapnya.
Selain LIPI, Lingkaran Survei Indonesia juga telah merilis hasil survei terakhir yang juga menunjukkan elektabilitas Jokowi-JK masih teratas. Elektabilitas Jokowi-JK sebesar 45 persen, sementara elektabilitas Prabowo-Hatta sebesar 38,7 persen.
Begitu pula survei Litbang Kompas , menempatkan Jokowi-JK di peringkat pertama dengan 42,3 persen, sementara Prabowo-Hatta dengan 35,3 persen. (Kompas)