Aceh, Tak Cukup Segelas Kopi
Aku tak mampu merasakan Aceh
Ketika kaki diseberang,
Berimajinasi, namun pupus
Bergelas-gelas kopi terhabiskan
Manis juga pahit
Tidak seperti kaum urban
Menulis dan bicara Aceh
Sambil menikmati berbotol-botol anggur
Aku,
Seperti pencundang
Memandang gelas kopi kosong
Padangpanjang, Oktober 2012
—
GAYO
Aku lihat rembulan dalam secangkir kopi
Padangpanjang, Oktober 2012
—
Kopi Rindu
Sayang,
Di ranah urang aku rindu
Secangkir kopi dari tangan
Lembutmu
Padangpanjang, Oktober 2012
—
Di Warung Kopi
Disini
Setiap orang bebas bicara
Boleh bercanda
Bergosip, atau
Berdiskusi
Disini
Sebait puisi tertulis
Sebuah cerpen terselesaikan
Makalah rampung
Bisnis deal, dan
Negara di bangun
Disini
Riuh dan gemuruh
Detak jantung terkumpul
Terbius aroma
Dari atas tungku
Menebar ke seluruh penjuru
Tertuang dalam segelas kopi
Teman membangun mimpi
Padangpanjang, Oktober 2012
—
Walau Tanpa Kopi
Ber-didong kami membunuh sepi
Ber-rapa’i menyulam rindu
Ber-saman membungkam keluh
Seurunee kalee temani malam di ranah urang.
Padangpanjang, Oktober 2012
—
Teuku Afifuddin dikenal dengan Teuku Afeed.
Lahir di langsa, 16 Juni 1982. Suami dari Juriawati, SH dan Ayah Cut Azalea Syadza. Pemilik KTP dengan pekerjaan Seniman, editor Film Dokumenter; The tsunami song, Silent After War, Musik Tanpa Bunyi dan beberapa FTV. Film Dokumenter Karya editingnya “The Tsunami Song” menerima penghargaan terbaik Festival Film Dokumenter-Jogja 2005. Film dokumenter pendek pertamanya “Pujangga Tanpa Pikir (Adnan PM TOH)” menjadi film terbaik II Pekan Seni Mahasiswa-Lampung 2004.
Mulai menulis Puisi sejak menjadi mahasiswa FKIP Sendratasik jurusan musik Unsyiah 2000. Semasa kuliah di Unsyiah Aktif di UKM Teater NOL dan Teater MATA. Pemeran Khep pada naskah “JEEH!” Karya Alm, Maskirbi. Mahasiswa Abadi FKIP Sendratasik Unsyiah (2000-2012) ini juga pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Kesenian Aceh pada tahun 2007. –
Tahun 2008 mendesign 10 sampul buku karya sastra terbitan Aliansi Sastrawan Aceh (ASA) pimpinan Doel CP Alisyah. Afif juga adalah pencinta seni tradisi, mampu menabuh rapa’i, dan lihai menepuk bantal Didong.
Puisi-puisi karya Teuku Afifuddin dinyatakan lulus seleksi tahap pertama dan menjadi nominator karya yang akan dimuat dalam Buku Antologi Puisi “Secangkir Kopi” terbitan oleh The Gayo Institute (TGI) dengan editor Fikar W Eda dan Salman Yoga S.
salam kreatif..
semoga agenda kawan2 sukses da bermakna..
#Jabat-erat