Kyoto: Aku Mabuk Kopi
Di pojok stasiun Kyoto
Segelas kopi terasa hangatnya
Setelah semalam menggigil kedinginan
Dalam musim sakura bermekaran.
Kuhirup segelas kopi
Yang didatangkan dari Tana Toraja
Aroma menyeruak ke seluruh ruang
Segelas kopi, seperti mentari menjelang pagi.
Aku merasakan mabuk kopi
Melihat orang-orang lalu lalang
Seperti belalang mencari dahan
Wajah-wajah pucat tanpa senyuman.
Aku merasakan mabuk kopi
Menuggu bus datang, penumpang kebingungan
Gagap bahasa, gagap arah menuju tujuan
Limbung dalam gerimis menusuk tulang.
Segelas kopi, berasal dari Tana Toraja
Setia menemani sampai kekasih datang
Segelas kopi, pahitnya memabukkan
Kubawa mengelilingi Kyoto, menghabiskan tabungan.
2013
Kopi Musang
Selalu kukenang nikmat rasa kopi
Yang telah dikulum musang
Di restauran akhir jalan tanjakan
Menuju Ambarawa.
Nikmat rasa kopi yang dikulum musang
Di dalam kandang yang panjang
Seperti sebuah pilihan dalam kehidupan
Seperti kopi yang berjejal dalam keranjang.
2013
Perkebunan Kopi Bawen
Di perkebunan kopi peninggalan kolonial Belanda
Pohon kopi tua mulai ditebang
Digantikan bibit baru kopi Robusta.
Betapa sedih rasanya
Melihat akar batang pohon
Terjengkang di atas tanah.
Tumbanglah sejarah dalam ingatan:
Getahnya adalah keringat para pekerja paksa
Dengan goresan sambetan cambuk di tubuhnya.
2003
Cahaya Kopi
Di tengah lorong pasar Jambi
Aku duduk di bangku yang tersembunyi
Melihat pedagang menggiling biji kopi
Seperti melihat cahaya yang meloncat-loncat
Ditampung dalam kantong plastik.
Inilah sekaleng kopi bubuk Jambi
Tertulis aaa sebagai mereknya
100% kopi bubuk asli
Diminum di pagi hari
Nikmatnya terasa melebihi mimpi.
2013

Bambang Widiatmoko, penyair, telah memiliki kumpulan sajak tunggal Pertempuran (1980), Anak Panah (1996), Agama Jam (2002), Kota Tanpa Bunga (2008), dan Hikayat Kata (2011). Cerpennya terhimpun dalam antologi Bupati Pedro, Laki-laki Kota Rembulan (DKS, 2002), dan Elegi Gerimis Pagi (KSI, 2002). Sajak-sajaknya terhimpun dalam antologi bersama penyair lain Puisi Indonesia 1987 (DKJ, 1987), Tonggak IV (Gramedia, 1987), Antologi Puisi Indonesia (Angkasa, 1997), Antologi berbahasa Mandarin Penyair Kontemporer Indonesia (Yin Hua, 2008), Sajak Rindu Bagi Rasul (Pustaka Pelajar, 2010), Equator (edisi tiga bahasa, Indonesia, Inggris dan Jerman, 2012), dan di 49 kumpulan sajak yang lain. Karya-karyanya dibahas dalam kumpulan kritik sastra Berburu Kata Mencari Tuhan (Gama Media, 2008). Perjumpaan dengan Banten (Kumpulan Esai Wan Anwar, Kubah Budaya, 2011). Bianglala Perempuan dalam Sastra (Sugihastuti, Lembah Manah, 2012). Ikut menulis esai di buku In Memoriam Titie Sahid, Jejak Kepergian (Aksara, 2012). Ia dapat dihubungi di bwdwidi@yahoo.com
Puisi Bamabang Wityamoko telah lulus seleksi tahap pertama dan berhak menjadi nominator karya yang akan dimuat dalam Buku Antologi Puisi “Secangkir Kopi” terbitan oleh The Gayo Institute (TGI) dengan kurator Fikar W Eda dan Salman Yoga S.