Oleh : Vera Hastuti, M.Pd *)
Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang. Begitulah bunyi pepatah yang sering kita dengarkan dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Yus Badudu, arti sebenarnya peribahasa ini adalah harimau dan gajah adalah dua jenis binatang yang memiliki barang yang sangat disukai orang dan mahal harganya. Harimau memiliki kulit yang berbulu warna-warni dengan belang-belang dan gajah memiliki gading. Kalau binatang itu mati, maka kulit harimau dan gading gajah itu dapat merupakan peninggalan yang sangat berharga bagi manusia. Sedangkan arti kiasanya adalah jika gajah dan harimau diumpamakan dengan manusia, kalau harimau dan gajah mati meninggalkan belang dan gading, maka hendaknya manusia yang mati meninggalkan nama yang baik yang dapat dikenang masyarakat.
Seorang manusia akan diingat jika dia meninggalkan nama, dan nama itu identik dengan karyanya semasa hidup. Karya adalah hasil olah rasa, olah hati dan olah pikiran. Berkarya adalah aktivitas menghasilkan sesuatu yang bisa dirasakan, bisa diapresiasi oleh orang lain. Rasullulah bersabda: Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain (HR. Ahmad, Thabrani, Daruqutni. Dishahihkan Al Albani dalam As-Silsilah As-Shahihah). Petuah ini adalah pedoman yang mengarahkan kita agar selalu berkarya, yaitu menjadi orang yang paling banyak memberi manfaat untuk orang lain dengan hasil karyanya. Dan karyalah yang membuat manusia berbeda dari makhluk ciptaan Tuhan lainnya.
Berkarya memiliki makna yang luas, berkarya adalah sesuatu kegiatan yang terus menerus sampai hayat dikandung badan. Berkarya bukan saja membuat karya tulisan seperti puisi, Tesis, Karya Ilmiah atau sebagainya. Berkarya memiliki makna yang luas karena hidup sejatinya adalah karya. Semua yang kita lakukan selama hidup adalah ‘karya’. Tapi dalam lingkup ‘bermanfaat untuk orang banyak’.
Keseluruhan tindakan dan perkataan selama hidup manusia adalah contoh karya hidup seseorang secara nyata, sedangkan karya secara spesifik adalah membuat suatu ‘ciptaan’ hasil olah cipta dan rasa seseorang. Sejarah telah membuktikan, orang-orang besar dan berpengaruh dalam sejarah adalah mereka yang berkarya. Contohnya seorang Thomas Alfa Edison yang selalu dikenang sepanjang masa dengan hasil temuannya bola lampu dan juga Abu Abdullah Muhammad Ibn Musa al-Khwarizmi penemu aljabar yang sampai sekarang dan mungkin saja sampai bumi berhenti berputar masih akan tetap digunakan dan dipakai oleh manusia.
Nabi Muhammad s.aw bersabda: “Jika anak Adam meninggal, maka amalannya akan terputus kecuali tiga perkara, sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan doa anak shaleh (H.R Muslim) hadis tersebut telah menegaskan, bertapa pentingnya menghasil kan karya yang bisa berguna untuk orang banyak. Karena, selama karya seseorang masih digunakan, dipakai, dan dibaca. Maka, walaupun telah tiada pahalanya masih akan terus mengalir kepada si empunya karya.
Maka, sungguh sangat merugi jika seumur hidupnya sesorang tidak pernah berkarya, baik berkarya secara umum maupun secara spesifik. Sedari sekarang, impikanlah karya apa yang akan kita wujudkan untuk menjadi kenyataan. Dan lebih baik lagi jika karya itu bisa menjadi penyumbang untuk kemajuan daerah bahkan Negara. Jika hanya hidup, rayap di kayu yang busuk pun bisa hidup. Berkaryalah karena dengan demikian kita telah menjadi manusia seutuhnya.
Guru SMAN 1 Takengon, Tinggal Dijalan Sengeda *)