Oleh : Andrian Kausyar
Saman Gayo yang di kenal tari tangan seribu pentas di Gedung Serba Guna PT. PLN (Persero) PUSLITBANG Jl. Duren Tiga Jakarta Selatan dalam rangka Resepsi pernikahan Motik Qurratu Ainegara Putri Pertama Bapak Andrian Kausyar dengan Ibnu Dwi Santoso Putra ke dua Bapak Supangat. Ijab kabul di laksanakan di Mesjid Baitusslam Jl. Duren Tiga Jakarta Selatan jam 08.00 tanggal 18 Januari 2014.
Acara Resepsi dimulai dengan iringan pengantin dan di iringi Tari Sining oleh SABA Group Pimpinan Iskandar SH.
Tari Sining di Dataran Tinggi Gayo di khususkan untuk menyambut tamu-tamu agung dan perayaan-perayaan besar juga mengiring Pengantin.
Penari Tari Sining Genensa membuat undangan merinding sekujur badan. Gedung PLN menggelegar mengema suara emas Iskandar SH membuat hadirin terkesima,
terkagum-kagum, terpesona acara Resepsi sukses, dan meriah dengan adanya kedua tarian itu, selama ini hanya melihat di TV dan media cetak itu pun jarang-jarang ada sambung salah satu undangan. Konsep perencanaan posisi panitia dibuat tidak seperti biasanya suami istri berbaris selang dua meter berjajar, konsep kami suami istri saling berhadapan hal inilah yang membuat panitia kompak, ramah murah senyum melayani undangan kata undangan lainnya.
Walapun banjir dimana-mana tidak bisa keluar rumah tamu banyak datang suasana tertib dan nyaman, semua undangan sangat cocok dengan menu catring Laut Tawar milik Ibu Hj. ABD Rahman Arigayota katanya makan enak dan banyak kami puas dengan makanan yang tersedia, selang beberapa hari pengelola Gedung PLN didatangi undangan pertanyaannya pesta tanggal 18 Januari 2014 catring darimana menunya enak sekali. Tetangga yang diundang mengakui saya sudah banyak undangan kegedung di jakarta ini, pesta yang sukses, pesta tanggal 18 Januari 2014 itu, hari –hari hujan pas hari pesta itu hujan pun reda sampai malam. Pemilik Catring Hj. ABD Rahman Arigayota pun ikut berbicara orang Gayo Aceh sendiri heran, kenapa heran pertanyaan kami, pestanya sukes, kami jawab ALLAH SWT. Mengakat derajat kami.
Sajian Tari Seribu Tangan yang di lakoni oleh Masiswa Gayo Jakarta membuat suana meriah para undangan terperangah dengan gerakan penari-penari harapan dunia, khusus harapan bangsa Gayo, Tari Saman Ditetapkan UNESCO Jadi Warisan Budaya Tak benda Dunia. November 25th, 2011 | 16:26
Jika Anda menyaksikan pertunjukan seni dan budaya di pagelaran internasional maka mungkin Anda akan menyaksikan tari tradisional Gayo yang unik ini, yaitu tari Saman. Tari Saman merupakan salah satu seni pertunjukan menarik milik Indonesia, bahkan sering dipentaskan sebagai duta tarian Indonesia di berbagai ajang internasional.
Tarian penuh nilai ini diciptakan oleh seorang Ulama Gayo bernama Syekh Saman abad ke-16 M. Pada mulanya tarian ini hanya merupakan permainan rakyat biasa yang disebut Pok Ane. Melihat minat yang besar masyarakat Gayo pada kesenian ini maka oleh Syekh disisipilah dengan syair-syair yang berisi puji-pujian kepada Allah SWT, sehingga saman menjadi media dakwah saat itu.
Dahulu latihan saman dilakukan di bawah kolong Meunasah yaitu sejenis surau bangunan panggung. Sejalan kondisi Aceh dalam peperangan maka syekh menambahkan syair-syair yang menambah semangat juang rakyat Aceh. Tari ini terus berkembang sesuai kebutuhannya. Sampai sekarang tari ini lebih sering ditampilkan dalam perayaan-perayaan keagamaan dan kenegaraan.
Tarian ini secara luas dikenal sebagai tarian asli masyarakat Gayo karena tarian ini lahir di Aceh Tengah. Banyak masyarakat modern di negara-negara Asia, Australia, dan Eropa mengadopsi keharmonisan dan kecepatan gerakan tarian ini. Namun, keaslian tari ini tidak pernah bisa ditiru karena esensi tarian ini hanya akan Anda temukan di Aceh.
Dipentaskan oleh sekelompok penari tradisional dan kebanyakan mengenakan seragam berwarna-warni yang cerah, tarian ini merupakan pengembangan dari seni tari Aceh yang disebut Pok Ane. Tarian Saman diiringi alunan puisi, musik, dan nyayian yang dikombinasikan dengan tepukan tangan, tepukan di dada, dan paha. Gerakan tarian ini sangat harmonis dan cepat sehingga sanggup membuat penonton terkagum-kagum.
Tari Saman merupakan salah satu media untuk pencapaian pesan dakwah yang mencerminkan nilai pendidikan, keagamaan, sopan santun, kepahlawanan, kekompakan, dan kebersamaan. Sebelum tari saman dimulai akan ada mukaddimah atau pembukaan, dengan tampilnya seorang tua cerdik pandai atau pemuka adat untuk mewakili masyarakat setempat (keketar) yang memberikan syair berisi petuah dan dakwah kepada para pemain dan penonton.
Tari Saman dimainkan dengan gerakan dinamis dan atraktif oleh 10-12 penari, akan tetapi keutuhan Saman setidaknya didukung 15 – 17 penari. Dalam perkembangan selanjutnya, tarian ini dimainkan pula oleh kaum perempuan atau campuran antara laki-laki dan perempuan dengan modifikasi gerak lainnya.
Gerakan pada tari Saman sangat unik karena hanya menampilkan gerakan tepuk tangan, tepuk dada, dan gerakan-gerakan sejenis. Semua penari harus menari dengan harmonis dan biasanya tempo tari Saman makin lama makin cepat dan hal ini yang membuat tarian ini sangat menarik. Tari Saman biasanya ditampilkan tidak menggunakan iringan alat musik, akan tetapi menggunakan suara dari para penari dan tepuk tangan mereka yang biasanya dikombinasikan dengan memukul dada dan paha mereka sebagai sinkronisasi dan menghempaskan badan ke berbagai arah. Tarian ini dipandu oleh seorang pemimpin yang lazimnya disebut Syech.
Tari Saman ditarikan dalam posisi duduk, termasuk dalam jenis kesenian ratoh duk (tari duduk) dimana posisi penari duduk berlutut, berat badan tertekan kepada kedua telapak kaki. Pola ruang pada tari Saman juga terbatas pada ketinggian posisi badan. Dari posisi duduk berlutut berubah ke posisi di atas lutut (berlembuku) yang merupakan level paling tinggi, sedang level yang paling rendah adalah apabila penari membungkuk badan kedepan sampai 45° (tungkuk) atau miring kebelakang sampai 60° (langat). Terkadang saat melakukan gerakan tersebut disertai gerakan miring ke kanan atau ke kiri yang disebut singkeh. Ada pula gerak badan dalam posisi duduk melenggang ke kanan-depan atau kiri-belakang (lingang). Karena keseragaman formasi dan ketepatan waktu adalah suatu keharusan dalam menampilkan tarian ini maka para penari dituntut untuk memiliki konsentrasi yang tinggi dan latihan yang serius agar dapat tampil dengan sempurna
Makna dan Fungsi Tari Saman sangat dalam… merupakan sebuah pengejawantahan bahasa tubuh untuk menyampaikan pesan (dakwah). Gerakan-gerakan dari Tarian Saman adalah mencerminkan pendidikan, keagamaan, sopan santun, kepahlawanan, kekompakan dan kebersamaan. Salah satu tari tradisional indonesia asal Atjeh Gayo yang paling favorit di antara tari tradisonal lainnya. Selamat atas pertunjukannya, terbukti generasi muda semakin mencintai dan mempunyai minat yang tinggi terhadap budaya tari saman ini…