Membaca Cepat

Oleh :  Saida, M.Pd*


A. Pendahuluan

Firman Allah SWT yang pertama diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW adalah yang artinya Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Makna yang terkandung dalam ayat ini sungguh sangat luas jika ditafsirkan dari berbagai aspek dan sudut pandang. Sebagai insan pendidikan saya memaknainya bahwa membaca adalah salah satu cara untuk mengetahui informasi. Di ayat lain Allah berfirman dalam surat Al Qiyamah ayat 14 Artinya “akan tetapi di dalam jiwa manusia itu ada bashirah (yang tahu)”

Jika kita renungkan kedua firman Allah tersebut antara Iqra’ dengan bashirah mempunyai kaitan yang sangat erat. Karena rasa ingin tahu maka kita perlu membaca. Jadi bashirah yang ada dalam jiwa manusia terutama anak didik perlu dibangkitkan.

Menurut pengamatan penulis bahwa minat baca dikalangan siswa sangat rendah, hal ini dapat kita lihat dari kunjungan ke perpustakaan sangat jarang, disamping itu jarang kita melihat siswa maupun mahasiswa di Takengon yang duduk di tempat peristrahatan sambil membaca buku.

Dalam bahasan berikut ini penulis ingin membahas cara menguasai keterampilan membaca, semoga dapat bermanfaat.

Sebagai siswa, memiliki keterampilan membaca cepat sangat penting bila ingin maju dan berkembang serta tidak ketinggalan dengan situasi “bom informasi” sekarang ini. Dengan keterampilan ini Anda sebagai siswa tidak akan ketinggalan dalam menyikapi pesatnya arus informasi dan gagasan yang setiap hari membanjiri media cetak (buku-buku, majalah dll) dan elektronik (internet). Dengan kemampuan ini siswa akan dapat menyerap banyak informasi dalam waktu yang relatif singkat.

Di negara-negara maju seperti Jepang dan Amerika Serikat, kebiasaan membaca cepat ini sudah lama digalakkan sehingga tidak heran kalau di negara-negara ini dijumpai aktifitas orang membaca walaupun sedang menunggu bus. Di daerah ini juga banyak didapati kursus dan pelatihan untuk memberikan kesempatan kepada setiap orang untuk mampu membaca dengan cepat. Oleh karena itu tidak heran kalau ada seorang Theodore Roosevelt mampu membaca tiga buku dalam sehari di Gedung Putih. Juga tidak mencengangkan kalau John F. Kennedi yang mempunyai kecepatan membaca 1000 kata per menit (Soedarso:1999).

Keadaan yang kontradiksi dijumpai di Indonesia, kebiasaan membaca belum membudaya di tengah-tengah masayarakat apalagi dengan teknik membaca cepat. Kebiasaan membaca di masyarakat kita masih belum tumbuh dan berkembang dengan baik. Hal ini disebabkan sejak semasa seseorang duduk di bangku Sekolah Dasar hingga di Perguruan Tinggi hampir-hampir tidak dijumpai dan tidak diajarkan bagaimana mengembangkan dan meningkatkan kemampuan membaca.

McWhorter (1992) menjelaskan bahwa membaca bukanlah suatu aktifitas rutin dimana sipembaca hanya membuka buku, membaca, dan menutupnya – pendekatan membaca seperti ini disebut dengan a single-step process. Membaca yang baik adalah membaca yang melibatkan berbagai macam keahlian yang dilakukan sebelum, selama, dan setelah membaca itu sendiri. Kegiatan yang dilakukan sebelum membaca diantaranya adalah mengenal isi bacaan, bagaimana materi itu di susun atau diorganisasikan, dan menentukan tujuan dalam membaca. Kegiatan yang dilakukan selama membaca diantaranya mengidentifikasi hal-hal yang penting, mengidentifikasi alur pikir, mengantisipasi apa yang akan disajikan berikutnya dan menghubungkan pembelajaran baru dengan apa yang telah diketahui. Sedangkan kegiatan yang dilakukan setelah membaca adalah mengidentifikasi tujuan pengarang dalam menulis, menganalisa teknik dan bahasa penulis, mengevaluasi otoritas penulis dan mengevaluasi bukti-bukti pendukung dari fakta yang dikemukakan.

Bertolak dari gejala ini penulis ingin menyumbangkan sedikit gagasan tentang beberapa teknik membaca cepat dan bagaimana cara mengukurnya yang bisa diaplikasikan setiap saat.

B. Teknik Membaca Cepat

Walaupun membaca merupakan proses yang kompleks, itu merupakan salah satu hal yang dapat dicapai oleh otak manusia. Sebagaian besar kita belajar membaca pada usia enam atau tujuh tahun, dan dengan berkembangnya kemampuan mental diusia dewasa, kita bahkan mampu mengatasi tantangan-tantangan yang lebih besar.

Namun seseorang tidak bisa berfikir bahwa belajar membaca cepat bisa dilakukan secepat membalikkan telapak tangan. Namun membaca cepat membutuhkan sebuah latihan yang serius. Semakin sering seseorang melakukan latihan , semakin cepat hasil yang akan diperoleh. Dengan kata lain latihan merupakan kunci utama dalam membaca cepat.

Di samping latihan, penguasaan teknik yang benar juga memainkan peranan yang penting dalam mewujudkan membaca cepat. Perpaduan kedua faktor inilah yang akan menjadikan seseorang tampil sebagai pembaca cepat.

Teknik membaca cepat dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok, yaitu : (1) teknik ekstrinsik dan (2) teknik instrinsik.

(1)Teknik Ekstrinsik

Teknik ini meliputi  cara melibatkan fisik di dalam membaca cepat. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sehubungan dengan teknik ini.

a. Gerakan  Mata

Gerakan mata dalam membaca cepat tidak mengambang liar tetapi terarah ke suatu sasaran (kata) sebentar lalu meloncat ke sasaran berikutnya, melompat berhenti, melompat. Berhenti, dan seterusnya. Pemberian ini disebut fiksasi. Pada saat berhenti itulah mata membaca. Dan saat membaca mata tidak mengamati apa-apa.

Soedarso (1999:28) menyarankan untuk melihat gerakan mata ini dengan seksama, ambilllah kertas yang ada tulisannya dan buat lubang di tengahnya dengan pensil atau bulpen. Lalu pegang melelui kedua tangan dan minta orang lain membaca tulisan yang ada di kertas itu. Ketika ia membaca anda mengintip dari lubang itu, maka akan tampak gerakan mata yang setiap kali berhenti itu.

b. Vokalisasi

Vokalisasi atau membaca dengan bersuara sangat memperlambat membaca, karena itu berarti mengucapkan kata demi kata dengan lengkap. Menggumam, sekalipun dengan mulut terkatub dan suara tidak terdengar, juga termasuk membaca dengan bersuara.

Untuk membuktikan apakah seseorang mengucapkan kata-kata atau tidak, dapat dilakukan dengan cara meletakkan tangan di leher sementara membaca. Bila getaran terasa di jakun, berarti seseorang membaca dengan bersuara.

c. Gerakan Kepala

Gerakan kepala merupakan salah satu penghambat membaca cepat. Di dalam membaca, sebetulnya yang digerakkan bukanlah kepala tetapi mata. Karena menggerakkan mata lebih cepat dan lebh mudah dilakukan dari pada menggerakkan kepala. Oleh karena itu untuk menjadi pembaca cepat, kebiasaan ini harus ditinggalkan.

d. Menunjuk dengan jari

Sering terjadi ketika seseorang baru belajar membaca, dia harus mengucapkan jkata demi kata apa yang dia baca. Untuk menjaga agar tidak ada kata yang terlewati, maka dilakukan dengan bantuan jari atau pensil yang menunjuk kata demi kata. Karena cara demikian itu dipraktekkan terus menerus dan tidak ada yang memberi petunjuk lebih lanjut bahwa sebetulnya tidak perlu lagi dilakukan apabila seseorang telah pandai mem,baca, akhirnya cara itu sudah menjadi kebiasaan dan dilakukan sampai dewasa.

Cara membaca dengan menunjuk jari tersebut dapat dihilangkan dengan cara berikut  (a) kedua tangan memegang buku yang dibaca, (b) Memasukkan tangan ke saku selama membaca.

(2) Teknik Insrinsik

1. Skimming.

Skimming adalah membaca secara cepat untuk mendapatkan ide pokok dari sebuah artikel  (McWhorter, 1992:79).

Skimming selalu digunakan oleh pembaca yang ingin mendapatkan informasi dalam waktu yang relatif cepat.

Cara Skimming

McWhorter (1992:81) memberikan beberapa tuntunan tentang cara melakukan skimming terhadap sebuah artikel atau buku.

1.    Bacalah terlebih dahulu judul.

Judul biasanya mengungkapkan masalah yang akan dibahas oleh pengarang. Oleh karena itu bagian ini tidak bisa dilewatkan oleh pembaca.

2.    Bacalah sub judul.

Biasanya beberapa tipe artikel  memuat informasi penting tentang sub judul. Bagian ini akan menerangkan informasi yang  disampaikan selanjutnya.

3.    Bacalah paragraf pembuka.

Paragraf pembuka umumnya memuat informasi tentang latar belakang dan memperkenalkan masalah yang akan dibahas.

4.    Bacalah sub bahasan.

Sub bahasan sering bersifat menggunakan topik-topik yang akan didiskusikan pada paragraf yang menyertainya. Oleh karena itu bagian ini sangat penting untuk dibaca.

5.    Bacalah kalimat pertama dari masing-masing paragraf.

Kebanyakan paragraf dikembangkan dari topik kalimat yang menyatakan ide pokok paragraf. Sementara topik kalimat tersebut sering diungkapkan pada setiap awal paragraf.

6.    Bacalah kata-kata kunci.

Dalam banyak artikel dan buku, pengarang umumnya mengungkapkan kata-kata kunci dengan menggunakan garis miring, huruf tebal, kata bergaris dan sebagainya. Oleh karena itu bacalah bagian-bagian tersebut setiap kali menemukannya.

7.    Bacalah paragraf terakhir

Paragraf terakhir lazimnya memuat kesimpulan dari sebuah artikel.

2. Scanning

Scanning adalah satu teknik membaca untuk mendapatkan satu informasi tanpa membaca yang lain-lain, tapi langsung membaca ke masalah yang dicari. Sebelum seseorang ingin melakulkan scanning, terlebih dahulu harus mengetahui sistem yang ada. Ada banyak hal yang bisa discanning, seperti:

  1. mencari  entri pada indeks
  2. melihat acara siaran TV
  3. mencari nomor telepon
  4. menemukan nama-nama hotel pada satu tabel
  5. mencari kata pada kamus
  6. mencari ayat al qur’an.
  7. mencari tanggal pada kalender

Dalam scanning pemahaman biasanya 100%. Karena data yang didapatlkan harus akurat, tepat, dan cepat.

C. Menguji Kemampuan Membaca Cepat

Untuk mengetahui seberapa cepat, efektif dan efisien cara seseorang membaca, berikut ini dapat dilakukan pengujian. Caranya sangat sederhana tetapi membutuhkan bantuan seorang teman agar pengujian berjalan dan memberikan hasil yang efektif.

Pertama sekali sediakan pengukur waktu (stopwatch), jam tangan, atau jam meja dan buku yang belum pernah dibaca sebelumnya sebagai materi yang akan digunakan dalam mengukur kemempuan membaca dan menyerap informasi seseorang. Selanjutnya bacalah buku tersebut dalam periode waktu tertentu. Umumnya setiap halaman buku yang berukuran setengah kuarto (105 x 148,5 mm) berisi sekitar 297 kata (setiap barinya berisi sekitar 8 – 9 kata dalam setiap halaman berisi sekitar 33 baris). Sementara periode waktu yang diberikan untuk setiap pengujan, paling lama hanya sekitar 60 detik. Pada tahap pengujian berikutnya, periode waktu ini harus makin dikurangi. Sebelum memulai pengujian. Buatlah lebih dulu tabel yang terdiri dari empat kolom ( waktu, jumlah kata, % pemahaman isi. Keterangan yang menjelaskankualitas membaca kita) yang untuk mencatat rekor membaca kita.

Pengujian 1

Tetapkan satu halaman buku yang akan digunakan untuk menguji kecepatan membaca kita. Tekan tombol pengukur waktu, lalu mulailah membaca dengan cara sebagai mana seseorang melakukannya., lalu hentikan membaca bersamaan dengan habisnya waktu (60 detik) Tandai kata dimana kita selesai membaca pada saat waktu habis.

Mintalah salah seorang teman yang telah mengawasi pengujian kita menghitung jumlah kata dalam yang telah kita baca dalam waktu 60 detik. Lalu minta dia menguji kemampuan anda memahami isi tulisan yang anda baca dengan cara membandingkan cerita anda dan mencocokkannya dengan isi tulisan, seberapa persenkan anda mampu menyerap arti atau pesab yang disampaikan dalam tulisan yang anda baca. Catat hasil itu pada tabel yang sudah disiapkan.

Pengujian 2

Bukalah halaman lain dan ulangi proses pengujian pertama dengan cara membaca secepat mungkin yang Anda bisa lakukan dalam waktu 60 detik. Jika waktu habis, tandai di mana Anda berhenti membaca dan hitung kembali jumlah kata yang anda dapat baca dengan kecepatan maksimal.

Selanjutnya seperti pada pengujian pertama, Anda harus menceritakan kembali isi tulisan yang anda baca dan minta teman anda untuk mencocokkkan dengan isi tulisan. Lihat dan bandingkan, adakah perbedaan signifikan antara kecepatan membaca anda dengan kemampuan menangkap isi tulisan antara pengujian pertama dengan pengujian ke dua.

Di bawah ini digambarkan tabel yang menjelaskan perbandingan antara kecepatan membaca dan kemampuan menyerap isi bacaan dan disertai dengan penilaian kemampuan membaca.

Jumlah kata per menitPemahaman isiProfil Pembaca
200-300 kata per menit80 – 90%Kemampuan lambat
250-500 kata per menit70 %Kemampuan rata-rata
800 + kata per menit50 %Kemampuan cepat

Sumber : Fry 11-15 ( dalam Zainil, 2001: 184)

D. Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan sebelumnya, ada beberapa kesimpulan yang dapat diutarakan di sini :

  1. Membaca cepat mutlak diperlukan oleh setiap orang yang ingin menghemat waktunya dalam membaca.
  2. Membaca cepat membutuhkan latihan serius yang berulang-ulang.
  3. Membaca cepat menghendaki penguasaan teknik yang benar yang dapat diaplikasikan setiap kali membaca.

Sebagai penutup artikel ini, penulis ingin memberikan beberapa saran sebagai berikut :

  1. Disarankan kepada setiap pembaca agar senantiasa mempraktekkan teknik skimming dan scnning dalam membaca.
  2. Disarankan kepada segenap staf pengajar agar segera menganjurkan dan mengajarkan teknik membaca cepat ini kepada semua siswa, mengingat teknik ini sangat bermanfaat dalam kehidupan seseorang.

 

*Penulis adalah Staff Pengajar SMA Negeri 1 Takengon

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.