Jagong | Lintasgayo.com– Letaknya jauh dari ibukota Takengon. Berada di kawasan selatan dan membutuhkan waktu dari dan ke Jagong. Bila dari Takengon, Ibukota Aceh Tengah jaraknya mencapai 50 kilometer dan waktu tempuh mencapai satu setengah jam.
Namun, disana ada Pondok Pesantren (Ponpes) yang mampu berkompetisi di tingkat kabupaten. Namanya Al- Huda. Baru baru ini ketika dilangsungkan lomba baca kitab atau Musabaqoh Qiraatil Kutub (MQK) di Takengon, Ponpes Al- Huda ikut mengukir sejarah.
Dari 8 peserta yang dikirimkan pimpinan Ponpes ini untuk ikut lomba, tujuh piala (tropy) mereka bawa pulang ke kawasan dingin dalam hamparan kopi ini. Kawasan transmigrasi ini juga memiliki santri yang potensial.
Ketika dilaksanakan MQK di gedung Kementrian Agama RI Takengon, minggu pertama Oktober 2022, yang diselenggarakan Dinas Pendidikan Dayah, Ponpes Al- Huda mengirimkan 8 utusanya hasil seleksi dayah. Dua santri putra dan dua putri untuk tingkat wusto (Mts) dan dua putra dan putri untuk ,ulya (MA).
Untuk wusto putra, Faisal Albaika meraih juara pertama dan Wildan Hamdani bertengger di peringkat ke tiga. Sementara untuk wusto putri, Naila Kanzal Muna meraih juara dua dan Ramadhani meraih juara tiga.
Tingkat ,Ulya putra, Syaiful Imam meraih harapan pertama dan M. Ainun Najib meraih harapan dua, sementara untuk Ulya Putri, Alfiza Dewi meriah harapan tiga.
Tidak hanya sampai disitu, kemudian Ponpes Al-Huda juga mengirimkan santri terbaiknya ketika dilangsungkan Musabaqoh Hifdzil Qur’an (MHQ), ahir Oktober lalu di gedung Pendari Takengon. Ponpes Al- Huda mengirimkan 14 utusanya.
Pada perlombaan kali ini jumlah hapalanya minimal 5 juz, klasifikasinya ada remaja putra dan putri, serta dewasa putra dan putri. Ponpes Al- Huda kembali menunjukan kualitasnya, para santri dari negeri penghasil pertanian ini, kembali mengukir sejarah, ada tropy yang mereka bawa pulang.
Untuk klasifikasi dewasa putri, Eva Khofifah meriah juara pertama disusul santri Al Huda lainya, Dian Zuriani meraih juara kedua dan Ratnawati mendapatkan harapan tiga.
Tingkat remaja putri, juara kedua diraih Luluatun Nafisah, dan santri Al Huda lainya, Melati mendapatkan harapan 1, serta harapan 3 diraih Maezi Assabi’ah. Sementara remaja putra, M. Ainun Nadjib meriah juara ketika.
Utusan-utusan Ponpes Al- Huda Jagong setiap mengikuti kegiatan perlombaan di tingkat kabupaten, senantiasa membawa tropy ke Ponpesnya dengan berbagai tingkatan kemenangan.
Sekilas tentang Ponpes Al-Huda Jagong, merupakan sebuah yayasan yang didirikan oleh Teuku Kamaruddin tahun 2010. Kemudian disusul pendirian asrama Ma’had Tahfidz Ar-Raudhah pada tahun 2017.
Sebenarnya dayah ini sudah dibuat dari tahun 2000, namun masih berjalan secara manual belum tersistem. Kemudian mulai terpadu dengan MA ditahun 2010. Sistemnya mulai baik dan berjenjang, kurikulum dan pengajarnya ditahun 2018, sesuai dengan ketentuan Mts pada umumnya.
Di dayah ini baru ada 4 jenjang, 3 angkatan jenjang wustho dan baru satu angkatan jenjang ulya. Jumlah tenaga pendidik di pesantren mencapai 23 orang, 9 diantaranya merupakan ustad dan sisanya ustazah.
Perkembanganya juga menunjukan kemajuan, setiap tahunya santrinya terus bertambah, sekarang sudah mencapai 200 orang.
Menurut ust. Yazid Alhakim bagian kurikulum Ponpes ini, untuk masalah kitab, setiap jenjangnya ada kitab yang standarnya sesuai dengan jenjang kelas, mulai dari fiqihnya, akhlaknya, tauhid dan sejumlah ilmu lainya.
Soal santri tahfidnya, untuk tingkat dasar menggunakan system Yanbu,a untuk memastikan apakah semua santri sudah bisa baca Alqur,an atau belum, ada juga system binadhor(yaitu membaca Al-Qur’an yang di tahsin) kemudian dilanjutkan dengan hafalan.
Ponpes Al- Huda, walau berada sedikit jauh dari ibukota Takengon yang jarak tempuhnya mencapai 1,5 jam, Ponpes ini juga mampu mencetak kader generasi penerus ummat. Semerbaknya menyertai aroma kopi yang tumbuh subur di sana **** Ratnawati (Ponpes Al- Huda)
Comments are closed.