Redelong | Love Gayo : Bupati Kabupaten Bener Meriah Ir. H. Tagore AB mencecar anggota NGO International Organization and Migration (IOM), NGO asing ini dianggap melanggar kesepakatan dan tidak memiliki Network Planing (tidak memiliki rencana kerja) yang jelas. Kalimat itu dilontarkan Bupati Kabupaten Bener Meriah, dihadapan personil IOM, Rabu (6/4), di ruangan kerja bupati.
Tagore sesalkan kinerja IOM yang akan membina Petani Kopi dan Koperasi di kabupaten tersebut, NGO ini di anggap tidak memiliki komitmen,”kalian dulu berjanji akan membina lima koperasi di Aceh Tengah dan lima Bener Meriah. Lalu kenapa saat ini berubah, mengapa Aceh Tengah enam koperasi kami hanya empat. Apa alat ukur kalian,” Tanya Tagore dengan mata memerah, sembari menyebutkan IOM seharusnya menanyakan kepada pemerintah daerah tentang data yang dibutuhkan, bukan memutuskan sendiri.
Bukan hanya itu, Bupati ini juga bertanya,”apa rencana kerja kalian agar saya bisa membantu. Saya butuh kerja yang jelas, apapun namanya program kalian dampaknya terhadap rakyat kami. Jadi kalau masih selalu dalam rencana, langkah ini adalah terlambat. Tolong jelaskan apa tugas kami untuk menjelaskan langkah ini ? Kalau ini gagal siapa yang mau dituntut ? Dan kami sudah pernah gagal,” sebut Tagore dengan nada yang keras.
Dalam pertemuan diskusi di ruangan kerja bupati tersebut, suasana menjadi hening. Pihak NGO IOM kelihatan tidak mampu membela diri karena banyaknya cecaran oleh Bupati Bener Meriah.”Kalau mau menentukam kopi yang berkualitas, coba tentukan ketinggian berapa, tempatnya ditentukan, agar dapat digolongkan siapa yang harus dibina. Jangan asal koperasi dengan anggota yang tidak jelas,” sebut Tagore, dan menyebutka IOM harus komitmen terhadap apa yang sudah dibicarakan, serta transparan dalam program ini.
Sarah dari Jembatan Masa Depan (JMD) salah satu NGO yang bergabung dengan IOM menyebutkan, mulai hari ini pihaknya akan berjanji, Pemkab adalah bahagian dari kegiatan ini,”Kami meminta maaf atas kesalah pahaman itu, mulai sekarang hingga ke depan kami akan melibatkan pemerintahan daerah secara penuh dalam menjalankan program,” sebutnya dengan mengangkat kedua tangannya.
Perwakilan IOM Nurdin Ali, menyebutkan kepada Wartawan, sah-sah saja Bupati mengkritik dan itu yang diharapkan agar IOM juga lebih hati-hati dalam bekerja. Diakuinya komitmen awal untuk memilih koperasi dan membina petani adalah seimbang antara dua kabupaten. “Kenapa Aceh Tengah enam dan Bener Meriah empat itu adalah hasil skorsing kita dilapangan. Jadi kita tidak bisa memutuskannya, karena ada timnya. Ini adalah masukkan yang bagus agar kami di IOM sendiri bisa mengoreksinya,” ungkap Nurdin.
Ketika ditanya, apakah ada perubahan tentang telah diputuskannya penentuan jumlah koperasi binaan di Aceh Tengah dan Bener Meriah itu,”Kemungkinan berubahnya koperasi tersebut bisa ada, dan bisa juga tidak, kalau mengingat faktor keseimbangan itu benar. Tapi jika mengingat faktor keadilan dan skorsing yang sudah dilakukan maka semuanya harus dipertimbangkan. Karena yang menentukan jumlah koperasi yang menang tersebut adalah tim dari dua kabupaten.” Sebut anggota IOM ini.(Aman Buge)