Takengen | Lintas Gayo – Asosiasi Produser Fairtrade Indonesia (APFI), diharapkan bisa menpromosikan kopi yang bersertifikat fairtrade di dalam negeri, hal ini akan mampu meningkatkan nilai tambah bagi petani kopi, disampaikan oleh Hagung Hendrawan Psr. FLO ev Jerman dalam rapat anggota APFI di Hotel Linge Land Takengon pada tanggal, 03 Februari 2014. Hagung menambahkan pada saat ini kopi bersertifikat hampir 90% diekspor ke Amerika, Eropa dan Asia, dimana konsumen luar negeri tersebut membeli produk fairtrade dengan menambahkan fee (dana premium) sebesar USD 20 cent/pond atau setara dengan USD 0,44/Kg dikembalikan kepada producer diluar harga jual. Jadi kalau pangsa pasar fairtrade ini bisa dikembangkan di Indonesia tentu jauh lebih baik. Pada saat ini juga saya hadir bersama salah satu roaster dari Cina yang juga sedang mengadakan observasi peluang pemasaran di Cina dan Hongkong.
Hagung menambahkan APFI yang sudah berdiri sejak tahun 2010 memiliki tantangan selain mempromosikan kopi fairtrade juga bagaimana APFI dapat berperan dalam memfasilitasi produser (koperasi) dengan pihak buyer dalam perdagangan kopi dunia karena peran kami akan dikurangi dalam pendampingan koperasi kopi, selain itu tetap mengupayakan harga minimum (minimum price).
APFI saat ini memiliki 18 anggota disampaikan oleh Djumhur Ketua APFI, 15 diantaranya berada di Kabupaten Aceh Tengah, yaitu koprasi KBQ Baburayan, KKGO, KSU Arinagata, KSU Adil Wiladah Mabrur, KSU Bies Utama, KSU Burni Bies Gayo, Kopepi Ketiara, KSU Sara Ate dan KSU Megah Berseri, sedangkan di Kabupaten Bener Meriah terdiri dari Koperasi Tunas Indah, Koperasi Permata Gayo, Askogo, GLOC, Gayo Mandiri dan Tirmijaya serta 3 dari luar Aceh yaitu Lembu Nan Manggarai NTT, KSU Petani Kampung Sulsel dan Aktor Baruah Gunuang Padang.
Djumhur menambahkan pada kesempatan Rapat Anggota tersebut juga dilaksanakan penyegaran pengurus APFI dan menetapkan susunan Dewan Presidium yaitu Ketua Djumhur (Koperasi Permata Gayo, Wakil Ketua M. Bakat (Koperasi Tunas Indah), Sekretaris Armiyadi (KBQ Baburayan), Wakil sekretaris Sakdan (Askogo), dan Bendahara Rahmah (Kopepi Ketiara). Mekanisme mengangkat atau merekrut Pelaksana Harian (CEO) dibantu dengan staf administrasi dan keuangan, anggota sepakat menyerahkan kepada Dewan Presidium.
Penyegaran Dewan Presidium ini juga disampaikan Djumhur, untuk menyahuti permintaan komposisi perwakilan Koperasi fairtrade di Indonesia yang akan duduk sebagai Board NAPP dalam Rapat Anggota Tahunan NAPP ( Network of Asia & Pacifik Producers) pada tanggal 21-23 Februari 2014 di Negara Srilangka. Djumhur menambahkan kita akan memperjuangkan 2 orang keterwakilan Indonesia dalam RAT tersebut.
Selain itu dalam rapat anggota ini juga melaksanakan sosialisasi perpajakan oleh Kantor Pelayanan Pajak Bireun tentang pasal-pasal yang akan menjadi kewajiban pajak bagi Koperasi pungkas Djumhur.(Rel)