Oleh: Husaini Muzakir Algayoni*
“Orang pintar yang tidak benar itu memangsa dan memakan sesamanya”
(Dalam Novel, Manusia Berhati Putih)
Setiap manusia yang dilahirkan kepermukaan bumi ini, tidak ada satu pun dalam keadaan pintar, kecuali manusia yang dipilih oleh Allah swt melalui kehendak-Nya. Manusia diciptakan oleh Allah dengan ciptaan yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk Allah lainnya, manusia dibekali dengan akal dan pikiran serta nafsu menjadi pelengkap kesempurnaan manusia itu sendiri tidak sampai disitu bahkan dari segi fisik pun terlihat sempurna…
Allah telah memberikan berbagai macam fasilitas kepada manusia, salah satunya adalah menjadikan manusia sebagai orang pintar. Dengan kepintarannya maka dia bisa melakukan apa saja yang dia mau dan tentu saja bisa mendapatkan harta kekayaan dari kepintarannya. Namun terkadang manusia lupa terhadap apa yang telah diberikan oleh Allah sehingga dia mengikuti hawa nafsunya yang dilatar belakangi oleh kepintarannya, dan itulah manusia mempunyai sifat lupa dan pembangkang. Lupa terhadap nikmat Allah dan pembangkang melanggar aturan Allah swt.
Begitu banyak orang pintar di permukaan bumi ini, wa bil khusus di bumi bagian Indonesia yang merupakan kumpulan orang-orang pintar dalam hal mencuri uang rakyat, mengambil uang yang bukan haknya. Inilah fenomena paling besar dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia yang mana orang pintar melakukan tindakan korupsi padahal mereka telah mengantongi gelar sarjana, magister, doctor atau bahkan profesor sekalipun menikmati pekerjaan korupsi ini. Tempat korupsi itu bukan hanya ditempat-tempat banyak uang seperti di proyek-proyek besar, tempat korupsi itu lebih tragis lagi telah mengarah ke lembaga Departemen Agama dan ketempat Pendidikan lainnya kalau digedung yang ada di senayan sana dan cabang-cabangnya yang ada di provinsi dan kabupaten waaww lembaga nomor satu paling korupsi emmm.
Kenapa bisa terjadi tindakan korupsi ini dan aktornya adalah orang-orang pintar semua, orang pintar itu tentu paham betul bahwa korupsi tidak layak untuk dilakukan, ternyata menjadi orang pintar saja tidak cukup. Pintar itu perlu tapi yang terpenting adalah menjadi orang benar, benar dalam berperilaku dan benar dalam mengamalkan agama Islam dalam kehidupan sehari-hari. tidak ada gunanya nilai baik yang dikejar sewaktu sekolah maupun diperguruan tinggi toh pada akhirnya menjadi orang jahat juga, dalam sebuah film Thailand seorang guru memberikan nasehat kepada muridnya “kalian tidak perlu mendapatkan nilai yang baik, yang perlu adalah menjadi orang baik”, ini dinegeri orang non Islam lho.
Namun alangkah indahnya hidup ini dan bisa memberikan manfaat bagi orang lain melalui apa yang ada dalam diri kita yaitu “orang pintar tapi benar dan menjadi orang baik”.
Mudah-mudahan mahasiswa dan para aktivis sekarang yang mana suatu saat nanti menjadi pemimpin semoga menjadi orang pintar dan benar serta menjadi orang baik maka sehingga korupsi tidak lagi merajalela dipermukaan bumi bagian Indonesia ini…. Amiin.
*Penulis: Kompasianer dan Kolumnis Lintas Gayo.com