Takengen | lintas Gayo – Jelang Pilkada serentak tahap II Nasional, yang akan terlaksana pada 15 Februari 2017, hiruk pikuknya semakin terasa. Ada nuansa baru yang muncul di wilayah tengah Aceh dengan munculnya calon wakil gubernur Aceh dari putra Gayo, Ir. Nasaruddin, yang akan mendampingi Dr Zaini Abdullah.
Sejarah masa lalu, pada masa Iskandar muda, atau yang dikenal dengan nama lain johansyah adalah putra Gayo yang menjadi Sultan Aceh Darussalam. “Kemunculan Ir. Nasaruddin sebagai bakal calon wakil gubernur Aceh mendampingi Dr Zaini adalah salah satu bentuk pengulangan sejarah masa lalu, kejayaan Aceh adalah saat masa Iskandar muda”. Ujar Abu Jihad, selaku ketua pemangku adat Gayo.
Momentum Pilkada yang semakin dekat, beberapa pasangan bakal calon kandidat gubernur dan wakil gubernur Aceh mulai berupaya memastikan keikutsertaannya.
Seperti diketahui bersama, bahwa Muzakkir Manaf telah memastikan dirinya berpasangan dengan T.A. Khalid, koalisi partai PA dan Gerindra. Juga selentingan juga muncul nama Irwandi Yusuf – T.M Nurlif, walau sementara belum memastikan dirinya, akan maju dari jalur partai mana. Informasi yang beredar, didukung Golkar-PNA-PDA.
Nama lainnya, Tarmizi Karim sampai saat ini masih kesulitan dalam memastikan perahu politik jelang Pilkada. Tarmizi Karim adalah salahsatu tokoh yang potensial untuk maju. Nama lainnya adalah Zakaria Saman dan Abdullah puteh.
“Dengan tetap menghargai calon – calon lainnya, sudah seharusnya rakyat Gayo, mendukung orangnya sendiri dan bersatu mendukung pak Nas”. Ujar Abu Jihad.
“Ike Bensu Gere ne mu engi, Ike sulubere gere ne berabang, Naru ne Gere bersifet konot Gere ne berjengkal”. Ungkap abu Jihad. Hal ini dia kuatkan bahwa,” yang lalu lalu jangan lagi terus menjadi persoalan, saatnya Gayo bersatu”, ujar Abu Jihad menjelaskan peribahasa yang dia sampaikan.
Tentunya kita semua berharap proses Pilkada yang akan datang tetap berlangsung secara demokratis dan damai. Semua kandidat berhak didukung dan berkompetisi secara sehat. Pilkada sejatinya adalah ajang suksesi (alih kepemimpinan ) guna menuju perbaikan dan pembenahan. (LG 08)