Banda Aceh | Lintasgayo.com – Aksi membela Linge, Aceh Tengah, bukan hanya berlangsung di Tanoh Gayo. Dalam waktu bersamaan juga dilakukan di Banda Aceh. Mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Bela Linge (Gerbil), membakar kemenyan di kantor Gubernur Aceh untuk mengusir “jin”.
Demi membela Linge, ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Gerbil, Senin (16/9/20190 harus nekat berhadapan dengan pihak keamanan. Aksi dorong mendorong tidak terelakan.
Lintasgayo yang menyaksikan dari dekat bagaimana “heroiknya” mahasiswa ini dalam membela Gayo, menolak kehadiran tambang di Bumi Linge, berusaha menorobos masuk ke kantor Gubernur. Suasana panas, hingga berita ini diturunkan, usai shalat Zuhur, aksi dorong mendorong masih terjadi. Nyaris ada korban ketika aksi dorong mendorong ini terjadi.
Walau aksi coordinator demo penolakan tambang ini seorang wanita, namun dia terlihat gigih dan pantang menyerah menyuarakan penyelamatan lingkungan di Gayo. Melisa Putri, sang coordinator demo, tetap berupaya agar aspirasi mereka menolak tambang, langsung diakomodir Gubernur Aceh.
“Kami akan bertahan, sampai pak Gubernur bertemu dengan kami. Yang kami bela bukan untuk kami, namun untuk Gayo dan generasi mendatang penerus bangsa,” sebut Melisa Putri .
Mahasiswa yang melakukan demo ini menuntut, mendesak pemerintah untuk tidak memberikan rekomendasi kelayakan lingkungan.Mendesak untuk tidak memberi ijin lingkungan dan mendesak pemerintah untuk menolak hadirnya PT LMR di bumi linge.
Menurut Melisa, aksi serupa juga berlangsung di negeri leluhurnya, Gayo, juga teman teman mahasiswa di Lhoksuemawe melakukan aksi serupa.
Hingga berita ini diturunkan, media ini menyaksikan, mahasiswa yang tergabung dalam Gerbil masih bertahan, walau mereka belum diperkenankan masuk ke Kantor Gubernur Aceh untuk bertemu dengan pemimpin nomor satu di negeri ini. (Khosi NT/LG 01)