Tolak Tambang, Pintu Pagar DPRK ‘nyaris” Ambruk

Takengen| LintasGayo.com –  Aksi penolakan tambang di tengah  kembali terjadi, walau ada pihak yang mendukung tambang, namun kaum muda di Gayo yang tergabung dalam beberapa elemen, termasuk mahasiswa di dalamnya, terus melakukan aksi penolakan tambang.

Aksi ini nyaris membuat pintu gerbang DPRK Aceh Tengah “ambruk”, ketika aksi tolak dan tahan pintu pagar terjadi antara  masa penolak tambang dan pihak keamanan terjadi , Senin (16/9/2019).  Semula DPRK Aceh Tengah akan menerima pendemo di balik pagar gerbang.

Namun pendemo keberatan, mereka harus bertemu dengan wakil mereka, minimal di halaman kantor rakyat, bukan di pintu gerbang. Dampaknya aksi tolak dan menahan pintu  gerbang dewan tidak terelakan.

Aksi lempar air mineral, telur berlangsung beberapa saat antara massa yang berada di luar pintu gerbang dengan aparat keamanan yang menahan pintu gerbang.

Namun setelah aksi tolak dan tahan itu mengeluarkan keringat, ahirnya pimpinan sementara DPRK, Samsuddin menerima massa yang menolak tambang.

Kooordinator aksi, Satria Darmawan, dengan masa yang hadir dalam demo ini, ahirnya berhasil mengantongi surat yang ditanda tangani ketua sementara DPRK Aceh Tengah, Samsuddin. Dimana surat itu ditujukan kepada Gubernur Aceh, tentang dukungan perpanjangan moratorium tambang.

Dalam suratnya nomor 540/263/DPRK tertanggal 16 September 2019, yang intinya dewan setempat menerima aspirasi pendemo dan meminta kepada Gubernur Aceh agar dapat melanjutkan moratorium ijin usaha pertambangan mineral logam, dan batu bara di Aceh, khususnya di Aceh Tengah.

Usai mendapatkan “surat keramat” para pendemo penolak kehadiran PT. Linge Mineral Resource, para pendemo tolak tambang ahirnya membubarkan diri.

Aksi ini dimulai dari lapangan Musara Alun, para penolak tambang melakukan orasi di bundaran Simpang Lima. Usai dari sana mereka menuju langsung ke kantor DPRK Aceh Tengah.

Selain melakukan longmarch, pendemo ada yang mengecat tubuhnya dengan warna kuning dan menulis di dada mereka, bila huruf itu digabungkan akan terbaca tolak. Selain itu mereka juga membawa patung boneka dengan kepala terpampang foto Shabela Abubakar, Bupati Aceh Tengah.

Ketika di Simpang Lima, ada kepulan asap ke udara, saat pendemo membakar ban. Sementara yang nyaris terjadi bentrokan, terjadi di pintu gerbang DPRK, ketika para penolak tambang ini tidak diijinkan untuk masuk.

Setelah berkeringat, ahirnya  pimpinan dewan ini,  membenarkan penolak tambang ini bertemu dengan mereka, bahkan Samsuddin   menanda tangani surat yang ditujukan kepada Gubernur Aceh.( Iqoni RS/ LG 01)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.