Puisi Kopi Ekawati Saputri

Kepulan Si Hitam Manis

Gelak tawa tak henti

Satu kisah terlontar

Satu haru buaikan rindu

Hangat bersama mampu memeluk hati

 

Temu wajah hingga habiskan waktu

Bukan hanya karna satu dan dua kisah terlontar

Namun temu wajah itu menjadi hangat dan panjang

Karna ada teman lain dalam temu wajah ini

 

Teman ini pun punya rasa yang tinggi

Rasa yang mengepulkan aroma hangat

Kepulan aroma yang mengepulkan kisah si sahabat

Teman kisah tawa, haru dan rindu

Kepulan si hitam manis

 

Temani Citaku

Tulisan – tulisan ini mulai menari di kepalaku

Mataku perlahan-lahan ingin tertutup

Ah, apakah ini akhir dari malam ini?

Tak luput dari dinginnya malam yang mulai mengajakku bermain mimpi

 

Otakku mulai berbicara dengan karya akademisi ini

Tak ingin ada rasa kantuk menghantui lagi

Ya,, aku butuh teman….

Teman yang hangat….

Teman malam, pagi hingga sore tiba

 

Teman ini pekat hitam,

Manis dan nikmat

Mataku mulai menari riang, otakku pun tak ingin ketinggalan

Jemariku mulai menyatukan hatinya dengan semangat citaku

Hanya secangkir kopi manis temani citaku jua

 

Lupa Aku Pada Dingin

Hujan mulai ribut bersentakan di genteng

Bising dan ribut

Dingin mengigilkan tubuh

Hanya hangat yang mampu redupkan dingin

Pahit lidah mulai memenggilnya manisnya serupan

Manis itu datang dari air hitam

Pekat dan panas

Nikmat hangatkan raga

Setiap tetesan manisnya

Lupakan bising hujan dan dinginnya hawa

Hangatnya menggetarkan badan

Lupakan beku yang sempat menangkap raga

 

Kini Menjadi Idaman

Dahulu si hitam ini hanya ada di cawan

Kulit keriput menua setiap pagi temannya minuman hitam

Hampa lidah jika umur yang menua tak seruput nikmatnya kopi

Kopi, bukan hanya teman tapi obat bangkitkan pesona

Dahulu si hitam hanya dihirup pagi

Minumlah pekat tapi manis ini mulai menjadi idaman

Nikmatnya tak mengukur waktu lagi

Pesonanya tak kenal umur lagi

Kulit mulus nan segar tak tolak si hitam pekat

Ada rindu kepulan harum kopi

Pagi, sore dan malam pun si hitam dirindukan

Ini jamannya menikmati kekayaan alam

Bijian yang dikutip menjadi idola yang dicari

 

Ekawati SaputriEkawati Saputri lahir di Lhokseumawe, 20 mei 1991. Tinggal di Lr. Pangraed VIII , Ie Masen Kaye Adang, Banda Aceh dan masih tercatat sebagai salah seorang mahasiswi di salah satu perguruan tinggi ternama di Banda Aceh. Ia dapat dihubungi di : eka.dreamlight@gmail.com

Puisi-puisi karya Ekawati Saputri dinyatakan lulus seleksi tahap pertama dari sejumlah karya yang dikirimkan. Puisi diatas berhak menjadi nominator karya yang akan dimuat dalam Buku Antologi Puisi “Secangkir Kopi” terbitan oleh The Gayo Institute (TGI) dengan editor Fikar W Eda dan Salman Yoga S.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.