Oleh: Husaini Muzakir Algayoni*
“Andai adam diberi satu lembah emas, dia akan meminta yang kedua hingga tanah menyumpal mulutnya (mati).”
Tiada yang membantah bahwa koruptor itu ialah para pejabat, orang yang mempunyai banyak harta, rumah mewah serta mempunyai jenjang pendidikan yang tinggi. Itulah orang koruptor kawan, pertanyaanya ialah bagaimana bisa orang-orang tersebut terjerumus dalam lingkaran setan padahal mereka hidup dalam kecukupan bahkan hidup dalam kemewahan duniawi ?.
Jawabannya ialah hanya tujuh huruf yaitu “SERAKAH”.
Bangsa Indonesia dipenuhi berbagai macam kekayaan alam namun rakyat tetap saja dibelunggu oleh kemiskinan serta para pemimpin bangsa ini dan para pejabat-pejabat lain menikmati hasil kekayaan alam yang berlimpah ruah. Dengan kekayaan alam serta dengan gaji yang tinggi tidak serta merta mereka hidup dalam kecukupan bahkan mereka masih kurang dan ingin mengumpulkan kekayaan dengan cara yang haram yaitu korupsi dengan cara sembunyi-sembunyi.
Tidak salah lagi jika bangsa ini dipenuhi oleh orang-orang serakah, serakah terhadap harta, serakah terhadap jabatan dan lain-lain demi memenuhi hawa nafsu perutnya.
Salah satu tokoh dari negeri India mengatakan bahwa
Dunia ini menyediakan segala keperluan untuk memuaskan kebutuhan manusia, namun untuk tidak memenuhi keserakahan manusia. (Mahatma Gandhi).
Perempuan Juga Terseret Korupsi
Koruptor zaman modern ini bukan hanya dilakukan oleh para pujangga tapi telah menular kepada para biduan, harkat dan martabat wanita semestinya dijunjung tinggi dengan rasa malu tapi akhirnya dikalahkan oleh hawa nafsu mereka, karena keserakahannya melihat gemerlapnya duniawi. Salah satu misi Rasululullah dalam dakwahnya ialah membawa perempuan ketahap yang istimewa dalam Islam namun dalam Negara demokrasi ini perempuan juga ikut andil dalam berdemokrasi salah satunya dalam roda perpolitikan, beberapa tahun terakhir kader perempuan dari seluruh partai terus bermunculan, dengan niat agar mengurangi angka korupsi yang banyak dilakukan oleh para pujangga tapi para biduan-biduan itu tidak mau kalah dari pujangga dalam hal korupsi. Di lansir dari jpnn Megawati Soekarno putri menyinggung kiprah perempuan di dunia politik. Mega yang berpidato pada acara peringatan Hari Ibu di GOR Otista, Jakarta Timur, Minggu (22/12) merasa malu karena perempuan sudah diberi kesempatan seluas-luasnya terjun di dunia politik, tapi peluang itu disia-siakan. Bentuk menyia-nyiakan kesempatan itu karena adanya politisi perempuan yang terseret korupsi. Sebagai ketua umum PDIP Perjuangan, tentu ia merasa prihatin. “Benar Bupati, Gubernur sudah ada yang perempuan. Tapi apakah tidak malu kita lihat sekarang jadi tahanan KPK, Masyallah,” katanya.
Perempuan-perempuan yang terseret kasus korupsi semakin meraja lela di negeri ini, semakin parah memang sudah parah bahwa negeri ini juga berada dalam ujung tanduk sesuai dengan novel karya Tere Liye “Negeri Di Ujung Tanduk”.
Di koran maupun di televisi tidak henti-hentinya memberitakan para koruptor ini, seperti:
Ratu Atut Chosiyah (Gubernur Banten, Politisi Golkar)
Chairun Nisa (Anggota DPR, Politisi Golkar)
Angelina Sondakh (Anggota DPR, Politisi Demokrat)
Wa Ode Nurhayati (Politisi PAN)
Siapa yang akan menyusul, semoga tidak lagi.
Dengan keserakahan tersebut akan membawa seseorang kepada kebinasaan, hidup tidak tenang karena masih saja ada kurang dalam hidupnya dan ingin terus mengejar duniawi sehingga tidak mengenal lagi Allah swt dalam hidupnya. Dalam sejarah kehidupan, banyak telah kita saksikan betapa malangnya nasib-nasib orang serakah seperti qarun beserta antek-anteknya yang pada ujungnya Allah melenyapkan hartanya dan para koruptor lebih tragis lagi di dunia dia berada dalam jeruji besi dan belum lagi di akhirtat mendapat hukuman.
Akhir dari tulisan ini, Manusia yang paling agung sepanjang zaman dalam sebuah hadits yang dipesankan untuk umatnya agar kita untuk mengambil pelajaran terhadap orang-orang terdahulu yang telah binasa kerana keserakahannya. Nabi Muhammad saw bersabda:
Demi Allah, bukanlah kemiskinan yang aku khawatirkan atas kamu sekalian, tetapi aku khawatir kalau kekayaan dunia ini dihamparkan atas kamu sekalian sebagaimana yang pernah dihamparkan atas orang-orang sebelum kamu. Lantas kamu sekalian akan berlomba-lomba pada kekayaan sebagaimana mereka dulu berlomba-lomba pada kekayaan. Kemudian kekayaan itu akan membinasakan kamu sekalian sebagaimana kekayaan itu telah membinasakan mereka.
“Hidup dalam kecukupan akan membuat hati tenang
Cukup serta bersyukur akan membuat hidup berkah.”
*Penulis: Kompasianer dan kolumnis LintasGayo.com Remaja Masjid Kota Banda Aceh, Gerakan #AcehTanpaJIL