Takengon | Lintas Gayo – Badan Lingkungan Hidup Kebersihan dan Pertamanan selenggarakan aksi pembersihan sampah sepanjang tali air yang berada di Kampung Keramat Mupakat. Selasa 16/09 2014. Tali air yang mengalir sepanjang Kampung Keramat Mupakat ini langsung mengalir kedalam Danau Lut Tawar. Akibat pembuangan sampah sembarangan oleh segelintir masyarakat, hasilnya sampah terus menumpuk setiap hari dan menutup tali air bahkan sampah telah padat menumpuk sepanjang pinggiran Danau.
Direncanakan kegiata ini diselenggarakan pada 3 titik tali air. Hari ini di tali air yag berada di kampung Keramat Mupakat. Selanjutnya di Desa Bale Sungai Peusangan dan terakhir tali air yang berada Lot Kala Kebayakan. Ada 75 relawan yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan hari ini yang terdiri dari petugas dinas kebersihan dan sejumlah masyarakat setempat. Fakhruddin, Kepala Badan Lingkungan Hidup Kebersihan dan Pertamanan menyayangkan kondisi ini.
Hal ini terjadi akibat rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan. Mungkin yang belum sadar itu jumlahnya hanya sedikit. Tetapi karena sampah domestic dibuang tiap hari akhirnya terus menumpuk dan membawa dampak buruk pada lingkungan. Padahal kita sudah menyediakan tempat-tempat sampah dan pelayanan pembuangan sampah masyarakat.
Hanya karena di bebankan retribusi sampah Rp. 10.000/bulan, masyarakat tidak mau memanfaatkan fasilitas dan pelayanan yang sudah disediakan, akhrinya masyarakat membuang sampah ke tali-tali air yang ada tanpa memikirkan dampak yang ditimbulkan. Ini sungguh disesalkan. Bahkan ada juga masyarakat yang menyurati kami bahwa dia tidak pernah membuang sampah pada fasilitas yang disediakan pemerintah demi mengelak membayar retribusi sampah.
Jika dihitung-hitung Rp. 10.000 perbulan itu masyarakt hanya menyisihkan uang Rp. 300 perhari . Retribusi ini di gunakan untuk menggaji para petugas kebersihan yang bekerja setiap hari. Para petugas ini hanya di gaji R. 650.000 pebulan. Karena mereka memang membutuhkan pekejaan demi menghidupi keluarga, para petugas ini rela setiap hari harus bergelut dengan sampah. Jika ada pekerjaan lain tidak ada yang mau mengurusi sampah-sampah ini. ungkap Fakhruddin.” Lebih lanjut Fakhruddin menjelaskan, jika ada pihak masyarakat atau swasta yang bersedia mengelola sampah-sampah ini kami siap membantu dan bekerjasama.
Kami akan mengantarkan sampah-sampah ini ke tempatnya untuk di olah menjadi barang yang bernilai. Karena sebenarnya membuang sampah berarti membuang uang. Pemerintah tidak mampu menjangkau semuanya, harapan kami jika ada masyarakat yang bersedia dengan senang hati kami akan membantu.
Masyarakat yang sudah sadar pentingnya kebersihan kami juga berharap dan menghimbau agar saling mengingatkan msyarakat yang belum sadar ini, bahwa membuang sampah pada tempanya itu sangat bermanfaat untuk lingkungan kita sendiri,karena yang merasakan dampaknya juga masyarakat yang membuang sampah itu sendiri. Sampah itu juga najis, membuang najis tidak pada tempatnya berarti mendzalim orang lain. Menjaga kebersihan juga merupakan sebagian dari iman.”tutup Fakruddin. (Mailida Sulaiman)