Takengon | Lintas Gayo :Sejumlah 3 (tiga) orang atlit balap sepeda putri Provinsi Aceh asal Kabupaten Aceh Tengah, selasa (17/8/2011) resmi mulai mengikukti pemusatan latihan (Training Center) di Jakarta untuk persiapan menghadapi Pekan Olahraga Nasional (PON) tahun 2012 di Riau. Ketiganya diberangkatkan dari Takengon, Senin (15/8/2011) dan terbang melalui Bandara Polonia Medan, Selasa (16/8/2011).
Ketiga atlit putri berdarah Gayo dan sebelumnya bersekolah di SMA 8 Takengon ini bukan membela Aceh di PON mendatang, akan tetapi membela tim tuan rumah, Provinsi Riau, demikian pernyataan Khalisuddin, ketua Komisi MTB dan BMX Pengprov Ikatan Sport Sepeda Indonesia (ISSI) Aceh yang selama ini menggembleng mereka, Minggu (14/7).
“Atlit-atlit balap sepeda kita terutama putri dilirik oleh banyak provinsi di Indonesia, namun untuk sementara yang kita penuhi permintaan Riau saja karena sejumlah faktor,” kata Khalis, panggilan akrab penduduk Pegasing Aceh Tengah ini tanpa merincikan lebih jauh.
Selanjutnya diungkap Khalis, pihak agak kecewa dengan sikap Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Aceh yang kurang jeli melirik potensi atlit yang berpeluang meraih medali di tingkat nasional seperti Balap Sepeda dengan memvonis sebagai Perioritas Ketiga berangkat ke PON 2012. Daripada potensi atlitnya terpendam maka atas persetujuan Pengprov ISSI Aceh ketiga atlit tersebut lebih baik membela daerah lain.
“Kita sudah berupaya membuka mata orang-orang yang mengaku pintar dalam mengurus olahraga di Tanah Rencong ini, tapi ternyata mata mereka sudah terlalu rabun untuk melihat potensi,” ujar Khalis bernada menyindir pengelola olahraga yang tidak visioner mengelola olahraga di Aceh.
Adapun ketiga nama atlit disebutkan antara lain Nur Wahyu Afriana (asal Gunung Teritit Bener Meriah), Noviana (asal Kercing Bebesen Aceh Tengah) dan Isna Dewi (asal Celala Aceh Tengah). “Atlit kita dikenal serba bisa dan berjaya sejak Porprov Aceh 2010 di Bireuen, lalu di Lubuk Linggau dan terakhir di Sabang untuk kategori Road Race, MTB Cross Country, Down Hill maupun BMX. Nanti terserah pelatihnya, Amir Mahmud hendak dijadikan spesialis apa nantinya atlit-atlit tersebut. Dan untuk administrasi mutasi atlit semua sudah beres termasuk kepindahan sekolah dan izin orang tua,” papar Khalis.
Ditanya kemungkinan KONI Aceh berubah pikiran dan memintanya untuk menyiapkan tim balap sepeda untuk bela Aceh di PON, Khalis dengan santai mengaku siap untuk menggembleng atlit-atlitnya tanpa harus mendatangkan pelatih dari luar, terutama untuk MTB.
“Aceh itu potensial dibidang Balap Sepeda, buktinya orang lain melirik. Masih banyak atlit lain yang siap untuk berkiprah menjadi atlit nasional dan kita tidak butuh pelatih luar terutama untuk kategori sepeda gunung atau MTB,” ujarnya lagi seraya menambahkan tujuannya bersedia melepaskan atlitnya ke Riau adalah untuk masa depan persepedaan Aceh, karena ketiga atlitnya tersebut tentu akan bersedia kembali ke Aceh dimasa-masa yang akan datang jika diperlukan.
Ketiganya adalah yang beruntung dan dipilih sendiri oleh pelatih Riau saat mengikuti Kejurnas di Lubuk Linggau 2010 dan difinalkan saat Kejurnas di Sabang awal tahun 2011 lalu. Mudah-mudahan mereka mendapat prestasi yang baik dan setelah PON bisa kembali membela Aceh di even-even lain, pungkasnya. (Win Mutuah).
Selamat berjuang adik-adiku.Saya sudah menyaksikan,kehebatan kalian bukanlah isapan jempol.