Satu Hari di Perkebunan Wih Porak – 2
Pagi yang teduh
keciap air yang manja
burung yang bermain diantara rimbunya daun kopi
kerinduan yang pernah terkubur di sini wih porak
biarlah ku jemput
biarlah kembali ku bawa
untuk ku kubur
di hatiku sendiri.
Takengon, 10-2012
Secangkir Kopi Pahit
Secangkir kopi pahit terhidang di atas meja. Menghangatkan malam yang larut. Jauh di bawah kaki bukit dengan dingin yang nyaris beku. Kopi diseruput perlahan. Seperti harapan yang juga datang perlahan satu-satu bahkan tak pasti
Kerak kopi mengental di dasar cangkir. Tungku api masih menyisakan bara. Bau asap lekat pada ruang yang sepi. Jauh di balik tebing dengan lolong anjing yang terdengar bersahutan. Seperti harapan yang selalu jauh bahkan tak sampai
Gelas tak lagi menyisakan apa-apa. Bara api lemah menghitam. Saat malam menghampiri pagi. Ketika lolong anjing tidak terdengar lagi. Seperti harapan yang juga pupus ditelan bumi
Takengon, 10-2012
—
SYAIFUL HADI J.L Setelah lama tenggelam dalam dunia kepenyairan, kini karyanya mengapung kembali, mengisi dan mengabadikan kekhasan kekayaan negeri. Ia lahir di Medan, 14 Nopember 1958 lalu. Selain aktif menulis puisi, cerita pendek dan naskah teater juga pernah menjadi wartawan di beberapa media; SKM Bintang Sport & Film, Hr. Mercu Suar, Hr. Waspada dan koresponden beberapa media nasional. Teakhir ia menjadi Wakil Pimpinan Redaksi ”Suara Leuser Antara” media komunitas masyarakat Gayo, Aceh Tengah dan Komisaris media online LintasGayo. Beberapa puisinya dimuat pada Antologi Rajah Lukakukaku, Antologi Seulawah dan beberapa antologi puisi lainnya.
Ia pernah tinggal di Tekngon selama 10 tahun ( 1982 – 1992 ). Di di kota dingin itu ia mendirikan beberapa kelompok teater, seperti Teater Te-Be (bersama Saib Nosarios ) Teater Asa ( bersama Purnama Kahar ) dan lama menjadi pembina di Teater Arimulomi ( bersama Fajaruddin dan Ipap Suprapto). Ia juga sempat menulis naskah drama yang sudah dipentaskan, diantaranya ” Nyanyian Pengantin,” (bersama teater Te-Be), ”O” ( bersama teater Arimulomi) dan ” Reje Linge XIV” (bersama teater ASA). Reje Linge XIV menjadi naskah pentas kontingan Aceh Tengah pada pekan Kebudayaan Aceh tahun 1988 di Banda Aceh. Pada PKA ke-II itu pula ia ditunjuk menjadi salah seorang juri teater.
Bersama kawan-kawan pekerja teater di Takengon, Pungi Arianto (alm), Ipap Suprapto, Adek Akhriyal, Irfan Lubis, Dahlan, Puli Subahrin, Mustika, Karyanto, dll, ia menggagasi ”teater masuk sekolah’ yang dilanjutkan dengan festival teater sekolah.
Syaiful Hadi J.L , saat ini, aktif menjadi salah seorang pembina teater Siklus Art.Ind di Medan. Ia sedang menyelesaikan antologi cerita pendek ” Perempuan di Serambi” . Pekerjaan sehari-harinya adalah karyawan Telkom, dan kini menjabat sebagai Manager Komunikasi Telkom Regional 1 Sumatera.
- Nominator karya yang akan dimuat dalam Buku Antologi Puisi “Secangkir Kopi” terbitan oleh The Gayo Institute (TGI) yang dieditori oleh Fikar W Eda dan Salman Yoga S.
Hebat Juga Reputasi Abangku ini dan semoga berlanjut
Hebat Juga Reputasi Abangku ini dan semoga berlanjut.