Sekolah Belum Aman Dari Bencana

DSC_1814
Seorang ibu beserta anaknya mengumpulkan material yang masih dapat digunakan dari sisa bangunan yang dirubuhkan karena tidak dapat lagi dipergunakan, pasca gempa 6,2 SR di Kecamatan Ketol Kabupaten Aceh Tengah. (wyra)

Takengen|Lintas Gayo-Bangunan sekolah dinilai belum aman dari bencana. Hal terebut berdasarkan amatan dan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Pusat.

Gempa terjadi pada pukul 14.37 WIB saat sekolah libur sehingga tidak jatuh korban anak sekolah. Bisa dibayangkan seandainya bencana terjadi saat berlangsung proses belajar mengajar, bisa diprediksikan akan banyak korban.

Akibat gempa yang belanda dua kabupaten, 6,2 SR pada Selasa (2/7) yang lalu.
tercatat sebanyak 314 sekolah rusak, sebanyak 171 unit rusak berat, 136 rusak sedang, dan 7 rusak ringan.

Di Aceh Tengah 292 sekolah rusak, dengan rincian 158 rusak berat dan 134 rusak sedang. Sedangkan di Bener Meriah ada 22 sekolah rusak, dimana 13 rusak berat, 2 rusak sedang, dan 7 rusak ringan.

Sebagian besar dari kehidupan anak berlangsung di sekolah. Di dalam kelas saat terjadi gempa, banyak anak-anak dan guru tidak tahu apa yang harus dilakukan. “Minimnya pengetahuan bencana dan gladi menyebabkan kepanikan. Terlebih lagi banyak bangunan sekolah berkualitas di bawah standar. Gladi bagi murid dan guru hendaknya wajib diajarkan secara rutin,” jelas Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB di Takengen, Jumat (12/7) kepada sejumlah wartawan.

Jelasnya, upaya tersebut merupakan salah satu mitigasi untuk mengurangi risiko bencana. Sebab sekitar 75% sekolah di Indonesia berada di daerah risiko tinggi gempa bumi. Berdasarkan data Bank Dunia tahun 2010, jumlah sekolah Indonesia termasuk empat yang terbanyak di dunia yang berada pada daerah rawan bencana. (wyra)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.