Anakku….. kamu adalah pemimpin. Minimal untuk dirimu sendiri. Sebagai pemimpin kamu harus punya prinsip dalam hidup.
Karaktermu akan menunjukan identitas dirimu. Untuk itu kamu harus komitmen dalam bersikap. Pikirkan, pertimbangkan segala sesuatu, sebelum kamu memutuskanya.
Ketika kamu sudah mengambil sikap, mengambil keputusan, apapun resiko dari keputusanmu itu harus kamu jalankan.
Kamu harus istiqamah, walau kadang kala bathinmu tersayat-sayat. Apalagi di pundakmu bukan hanya bebanmu yang kamu bawa, namun ada tanggungjawab orang lain yang harus kamu pikul.
Untuk itu, sebelum kamu memutuskan sesuatu hitunglah untung ruginya. Bukan hanya menguntungkan untuk dirimu, namun apakah ada manfaatnya untuk mahluk lain.
Sebagai pemimpin ada kalanya kamu harus menderita, mengorbankan perasan dan keinginanmu, namun harus kamu putuskan karena bermanfaat untuk orang lain.
Ada kepentinganmu yang harus kamu korbankan demi orang lain. Bila ada manfaatnya, maka putuskanlah dengan jiwa besar, sembari meminta Ridha Ilahi. Semoga menjadi amal yang baik.
Ketika sudah kamu putuskan dengan segala pertimbangan, disinilah istiqamahmu dalam memegang prinsip diuji. Kamu harus komitmen dengan ucapan dan keputusanmu. Jangan sampai kamu menelan ludah sendiri.
Anakku…… menjadi pemimpin itu berat. Namun kamu harus melatihnya. Ketika ada persoalan yang berbenturan dengan sejumlah kekuatan tarik menarik, disanalah kemampuanmu diuji.
Mampukah kamu menyelesaikan persoalan dengan mengambil keputusan yang bijak, setelah mempertimbangkan segala – galanya?
Bila sudah kamu putuskan, apapun resiko harus kamu hadapi. Bila kamu takut didebur ombak, jangan berumah di tepi pantai.
Jadilah kamu bagaikan pohon, akan semakin kuat menancapkan akar-akarnya ke dalam bumi, ketika angin datang menguji. Pohon tidak akan kuat bila tidak pernah dihajar angin.
Ketika akar-akar pohon tercabut, karena dia mempertahankan prinsip menantang angin atas sikap dan keputusanya, itu adalah resiko.
Karena, ketika sudah berjuang dengan sunguh-sunguh (bukan tanpa perhitungan) dalam “menghalau” kekuatan angin, namun akar-akar pohon harus tercabut, itu sudah takdir anakku.
Anakku kamu harus menunjukan siapa dirimu…….. Komitmenlah dalam keputusan yang kamu ambil. Jangan mudah menjanjikan sesuatu bila kamu tidak mampu menepatinya. Jangan jadi manusia munafiq.
Sikap istiqamahmu anakku, akan menjadi ukuran kualitas dirimu. Bukan rupa dan hartamu serta jabatanmu yang menjadi ukuran untuk menentukan kualitas dirimu, namun prinsip hidupmu akan berbicara inilah aku……. (catatan Bahtiar Gayo/ Wartawan Senior)