Jakarta | Lintas Gayo – Kopi Indonesia kini tengah naik daun di kancah internasional. Terlebih kopi kelas spesial (premium) atau lebih dikenal dengan sebutanspecialty coffee.
Tak heran, jika akhirnya banyak petani lebih memilih untuk memproduksi bijih kopi yang terbaik. Mengingat harga biji kopi kelas specialty coffee terbilang tinggi.
Apalagi pangsa pasar specialty coffee mewabah tidak hanya di Amerika Serikat tapi juga mulai mewabah ke negara Asia seperti Tiongkok dan Jepang. Itu sebabnya, selama tiga tahun terakhir terjadi kenaikan permintaan ekspor untuk jenis specialty coffee.
Pranoto Soenarto, Wakil Ketua Umum Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Bidang Spesialis dan Industri Kopi mengatakan, permintaan specialty coffee menunjukkan tren kenaikan. Ia menyebut, selama tiga tahun terakhir kontribusi dari specialty coffee mencapai 25%. Nah, tahun ini prediksi AEKI kontribusi specialty coffee mencapai 30% sampai 40%. Mengingat, mulai bermunculan produk specialty coffee dari setiap daerah di Indonesia.
“Petani kopi sedang semangat menanam kopi kemudian mengolahnya menjadi specialty coffee karena harganya tinggi. Berapa pun harga kopi yang dijual petani selalu dapat diserap karena pasarnya memang jelas,” ujar Pranoto pada Rabu (10/9).
Tahun ini, AEKI menargetkan nilai ekspor kopi mencapai US$ 1,7 miliar naik dari US$ 1,17 miliar pada tahun 2013. Pada tahun 2013 volume ekspor kopi mencapai 534.025 ton. Jika dilihat trend selama empat tahun terakhir, ekspor kopi pasang surut. Pada tahun 2011 misalnya volume ekspor kopi sempat turun menjadi 346.500 ton setelah sebelumnya pada tahun 2010 mencapai 433.600 ton Namun kembali mengalami perbaikan ditahun 2012 mencapai 448.600 ton dan kian melompat ditahun 2013 mencapai 534.024 ton. (Kontan)