Jakarta | Lintas Gayo – Tingginya harga jual kopi mendorong petani semangat untuk terus menanam kopi. Itu sebabnya, target ekspor kopi dipatok setinggi langit. Sebab produktifitas petani kopi tahun ini diperkirakan melebihi ekspetasi awal tahun.
Pranoto Soenarto, Wakil Ketua Umum Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) mengatakan, harga kopi selama tiga bulan terakhir memang mengalami pasang surut. Namun jika dibandingkan secara tahun harga kopi tahun ini terbilang tinggi.
Pada harga Kopi Robusta harganya berkisar US$ 2.068 per metri ton. Sementara harga Kopi Arabika pada perdagangan harganya US$ 1.926 per pounds. Pranoto mengatakan, harga ini jauh lebih tinggi dibandingkan tahun lalu. Selisihnya mencapai 10% dibandingkan tahun lalu.
Kondisi ini dijelaskan Pranoto karena tingginya permintaan kopi Indonesia oleh negara Eropa, Amerika Serikat dan Tiongkok. Plus, kualitas kopi tanah air yang semakin membaik. Seperti diketahui, Indonesia menjadi negara terbesar ketiga setelah Brazil dan Vietnam dalam keunggulan specialty cofee dengan citarasa aroma spesifik.
“Harga kopi yang dijual petani selalu dapat diserap pasar. Sehingga produktifitas petani kopi juga terus naik,” ujar Pranoto, Rabu (10/9).
Jika Kementerian Pertanian (Kementan) optimis produktifitas kopi tahun bisa mencapai 763 kg/ha. AEKI lebih optimis lagi mencapai 800 kg/ha. Alasannya, saat ini kata Pranoto hampir seluruh daerah di Indonesia memiliki produk kopi yang berorientasi ekspor. Tahun ini, AEKI menargetkan ekspor kopi bisa mencapai US$ 1,7 miliar naik dari tahun 2013 yang mencapai US$ 1,17 miliar. (Kontan.co.id)