Secangkir Kopi Berdua
Tidak tahu lagi
Apakah sudah malam atau siang
Di kamar mengejar bayangbayang
Dari setiap regukan adalah impian
Tidak lagi berasa
Pahitnya kopi dari semula
Lemak manis terlukis
Di gigir cangkir setiap sentuhan bibir
Kopi adalah secangkir rindu yang membuncah
wajah yang berenang dalam riak bertuak
cangkir adalah kehidupan dari tapak jejak
berdua sahaya cinta
Sahaya cinta, kekasih
Bersulang bibir di gigir cangkir
Biarkan serupa ombak mencium pantai
Di kamar tak ada lain kita berdua
Secangkir kopi sujud disajadahnya
Banjarbaru, Kalimantan Selatan 2012
—
Pelangi Di Dinding Kamar 227
Gerimis tak redareda di kaca jendela
Membuka kunci risalah yang kukembojakan
Di wajahbatumu epitaf masa silam lalu membias
Tak sempat aduhku di buram kaca
Perempuan bermata jambon menggendong anaknya
Pelangi yang membusur ribuan warna
Aku hanyut dalam tembangnya
Kukatupkan mata menatap jambonnya
Pelangi mengapungkan aku pada cairan warna
Menggali cinta dalam kamar hampa
Perempuan itu dalam tangis gerimis menatap anaknya
Tidur dalam pangkuanku
Sampai senja habis dan gerimis menipis
Anak puisiku masih lelap dalam dekap
Ibunya begitu pelan menutup gorden jendela
Agar kelopak kemboja tidak jatuh di keningnya
Dalam segelas kopi pagi
Malang, 2012
—
Biodata Arsyad Indradi
Lahir di Barabai Tgl.31 Des 1949 Kalimantan, disamping menyenangi sastra terutama puisi juga seni tari. Karya puisinya banyak dipublikasikan baik di media cetak lokal mau pun nasional.Antologi Puisi tunggalnya jaitu : Nyanyian Seribu Burung (KSSB, 2006 ),
Puisi Bahasa Banjar dan Terjemahan Bahasa Indonesia “Kalalatu“ (KSSB, 2006), Romansa Setangkai Bunga ( KSSB, 2006 ), Narasi Musafir Gila (KSSB, 2006), Puisi Penyair Nusantara : “ 142 Penyair Menuju Bulan (KSSB,2006), Anggur Duka (KSSB,2009), Puisi Bahasa Banjar dan Terjemahan Bahasa Indonesia “Burinik” (KSSB,2009), Kumpulan Esai dan Artikel dari beberapa sastrawan Indonesia dengan tajuk : Risalah Penyair Gila (KSSB,2009). Selain itu karyanya juga terangkum dalam 26 buku antologi bersama.
Anugrah yang pernah diterima bidang Tari dari Majelis Bandaraya Melaka Bersejarah pada Pesta Gendang Nusantara VII Malaysia (2004), Tari dari Majelis Bandaraya Melaka Bersejarah pada Pesta Gendang Nusantara XII Malaysia (2009), Tari dari Walikota Banjarbaru (2004), Pengawas Seni Berprestasi I Kabupaten Banjar dan Provinsi Kalimantan Selatan (2009), Sastra dari Walikota Banjarbaru (2010) dan Sastra dari Gubernur Prov.Kalsel (2010).
Puisi-puisi karya penyair gaek Arsyad Indradi dinyatakan lulus seleksi tahap pertama dan menjadi nominator karya yang akan dimuat dalam Buku Antologi Puisi “Secangkir Kopi” terbitan oleh The Gayo Institute (TGI) dengan editor Fikar W Eda dan Salman Yoga S.