Redelong | Lintas Gayo : Hama jamur akar dan bubuk buah masih menyerang tanaman kopi Arabika di Kabupaten Bener Meriah, Provinsi Aceh, sehingga mempengaruhi produksi komoditas ekspor andalan daerah tersebut.
Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Bener Meriah, Darussalam di Redelong, Rabu, menyatakan, pihaknya sudah berusaha memberikan pencegahan dengan obat-obatan, namun hasilnya belum maksimal.
Dikatakan, pihaknya telah melakukan program antisipasi pencegahan hama ini di beberapa kecamatan, di Kecamatan Wih Pesam.
“Khusus untuk hama jamur akar, kita telah melakukan antisipasi dengan memberikan pungisida khusus, kini kita sedang menunggu hasil dari pemberantasan hama tersebut,” kata Darussalam.
Kabupaten Bener Meriah adalah daerah penghasil kopi yang menjadi produk andalannya. Perkebunan kopi rakyat luasnya 39.000 hektare.
Kopi Bener Meriah dikenal dengan “Kopi Gayo” merupakan salah satu kopi khas nusantara asal Aceh yang cukup banyak digemari oleh berbagai kalangan di dunia. Cita rasa kopi Sumatera Aceh Gayo yang asli tercium pada aroma yang harum dan rasa gurih hampir tidak pahit.
Darussalam mengatakan selain pencegahan dengan pungsida, petani kopi juga disarankan agar memperbanyak menanam pohon pelindung di sela-sela pohon kopi Arabika, untuk mengantisipasi menurunnya produksi, buruknya iklim akibat pemanasan global.
Berkebun kopi merupakan mata pencaharian utama masyarakat Bener Meriah, karena hampir 80 persen ekonomi penduduknya bergantung pada hasil kopi.
Saat ini harga biji kopi Arabika kualitas ekspor di sentra produksi Kabupaten Bener Meriah, pada awal awal Mei 2011 mencapai Rp60.000/Kg, harga ini diperkirakan akan terus naik mengingat menurunnya produksi kopi dan rusaknya tanaman di negara-negara penghasil kopi di dunia akibat pemanasan global.
Kopi Bener Meriah di ekspor ke manca negara seperti Amerika Serikat, Meksiko, Selandia Baru, Belgia, Jerman dan Norwegia. Selain itu ada negara tujuan ekspor baru, yakni Portugal, Inggris, Swedia, Australia, dan Italia.
Darussalam juga menjelaskan, hal yang diimbau kepada petani agar menggunakan pupuk organik, selain dapat menjaga lingkungan dan kualitas buah juga dapat meningkatkan hasil kopi. Manfaat lainya, tanaman kopi tidak akan mudah terserah penyakit.
Dengan menggunakan pupuk organik akan berdampak baik pada pertumbuhan kopi dengan buahnya lebih besar dan tidak terkena penyakit jamur akar serta kutu loncat berkurang.
“Kita saat ini terus berusaha untuk membasmi hama-hama yang menyerang tanaman kopi, tapi sepertinya kita masih butuh waktu, selain terus melakukan penelitian dan eksperimen untuk cara-cara yang tepat membasmi hama,” kata Darussalam. (mediaindonesia.com)
Jamur akar merah itu penyakit yang menyerang akar kopi, bukan hama. adapun hama yang menyerang kopi adalah penggerek buah dan ranting yang disebabkan serangan kumbang. Pemda provinsi Aceh dan Kabupaten Bener Meriah dan Aceh Tengah harus serius menghadapi ini dengan menyediakan anggaran pengendalian yang cukup.
Pak Darussalam ! masyarakatnya belum tahu apa itu pupuk organik, bagai mana cara membuatnya, apakah cukup dengan membuang kulit kopi yang merah ke batang kopi atau ketika membersihkan kopi menumpuk rumput ke bawah pohon. Untuk itu masyarakat perlu pembinaan.