Di Kedai Kopi Suatu Pagi
di sini
secawan kopi
mendidih tumpah
senyum terhidang
mengucap salam
orang-orang datang
orang-orang pulang
secawan kopi
menyempurnakan
pertemuan
ada rindu
ada cinta
bernyanyi di kursi
secawan kopi
secawan bual
menjadi mangsa
politik di meja
antara pagi hingga senja
Tembilahan, 6/1/2013
Di Coffee House Suatu Malam
secawan minuman
mendidih memagut
musik yang mengalir
dalam gelas
retak tak berupa
kursi dan meja
saling sapa
dalam mesra
antara pagi dan senja
menjemput malam
dari usia yang tersisa
sebatang rokok
menari
di sudut bibir
dalam rindu
mengejar waktu
yang tak pernah
mau menunggu
di sudut ruang
remang cahaya
mata dan bibir
jadi mangsa
sepiring budaya
Tembilahan, 18/12/2012
Kopi Sebagai Pengasihan
ketika ku datang
kau hidangkan segelas kopi
ketika ku pergi
kau bekali sebungkus kopi
ketika ku rindu
ada senyummu di gelas kopi
Tembilahan, 8/1/2013
KOPI KU JADI SUNGAI
akhirnya kopi ku jadi sungai
mengalir meninggalkan jejak yang pecah berdarah
tumpah!
Tembilahan, 7/1/2013
Hafney Maulana, lahir tahun 1965 , di Sungai Luar, Kab. Indragiri Hilir, Riau. Karya puisi, dan artikel budayanya telah dimuat diberbagai media massa daerah maupun nasional dan berbagai antologi antara lain: Antologi Puisi Penyair Abad 21 (Balai Pustaka, Jakarta 1996), Antologi Puisi Indonesia 1997 (KSI dan Angkasa Bandung, 1997), Amsal sebuah Patung (Yayasan Gunungan, Yogyakarta, 1997), Antologi Puisi Makam (pusat Pengkajian Bahasa dan Kebudayaan Melayu, Universitas Riau, Pekanbaru 1999), Antologi Puisi Jazirah Luka (Unri Pres, Pekanbaru 1999), Air Mata 1824 (Yayasan Pusaka Riau, Pekanbaru 2000), Resonansi Indonesia – Puisi dua bahasa Indonesia dan Mandarin (KSI, Jakarta 2000), Asia Throug Asian Eyes (CD-ROOM, Currikulum Corporation, Australia 2001), Dari Raja Ali Haji Ke Indragiri ( Panggung Melayu, Jakarta 2008 ), Melautkan Aksara Dalam Perahu Kata (Dinas Kebudayaan Kesenian dan Pariwisata Propensi Riau, 2005), Menjaring Cakrawala (Komunikasi Puitik Dunia Maya: Penerbit Wahana Jaya Abadi, Bandung 2010), Akulah Musi (Antologi Puisi Pertemuan Penyair Nusantara. V, Palembang, 2011), Antologi Serumpun ( Dinas Kebudayaan Kesenian dan Pariwisata Propensi Riau, 2012), Sauk Seloko (Bunga Rampai Puisi Pertemuan Penyair Nusantara VI) Jambi 2012 dan beberapa antologi lainnya.
Kumpulan Puisi tunggalnya terkumpul dalam”Usia Yang Tertinggal” (Batam Grafiti, 1996), “Jajak-Jejak Waktu” (Dokumentasi Sastra Mandiri, 2005), “Mengutip Makna Tamasya Purba” (KBP, 2005), “Ijab Kabul Pengantin” ( FAM Publishing, 2012). Hafney Maulana sekarang menetap di Tembilahan, Riau sebagai pengawai di lingkungan Kementerian Agama Kab. Indragiri Hilir, Riau.
Puisi-puisi karya Iskandar Norman diatas dinyatakan berhak menjadi nominator karya yang akan dimuat dalam Buku Antologi Puisi “Secangkir Kopi” terbitan The Gayo Institute (TGI) yang dieditori oleh Fikar W Eda dan Salman Yoga S.